Halo Semesta! Apa kau sudah mendengar kabar mengenai Putri Sajak? Ya, kitabnya ditolak.
Kabar mengejutkan itu berhembus tak lama setelah aku dan para sahabatku mendiskusikan masa depan kami. Ketika kami sudah menguatkan asa untuk melepas gelar sebagai pangeran dan putri Kerajaan Tulis, kabar mengenai Putri Sajak itu sedikit menggoyahkan keyakinan.
Sekali lagi, Putri Tutur lah yang membawa kabar tak mengenakkan tersebut. Menurut ceritanya, Putri Sajak memang belum menyelesaikan kitabnya. Namun, beberapa tetua yang sudah membaca menolak karyanya karena dianggap tidak akan membawa kemajuan apapun bagi Kerajaan Tulis. Mereka menginginkan hasil pemikiran baru.
Aku tak habis pikir. Pemikiran baru seperti apa yang mereka inginkan? Sebab, bagi aku dan para sahabatku, keberanian Putri Sajak menyatakan akan melepas gelarnya dan meninggalkan Kerajaan Tulis saja sudah menjadi ‘hal baru’. Apalagi kabarnya isi kitab yang sedang disusunnya belum pernah dijumpai di antara kitab lain yang ada di perpustakaan istana.
Sayang, sejak penolakan tersebut, Putri Sajak seolah menghilang. Ia jarang terlihat di sekitar istana. Tapi kami yakin, ia masih berada di wilayah Kerajaan Tulis.
Semesta, cerahkanlah pemikiran kami…
Namun, Semesta memang adil.
Sementara aku mencoba menyusun kitab, Ksatria Tak Berkuda mengabarkan bahwa ia sudah diangkat menjadi pemimpin pasukan pengawal kota Negeri 1000 Dagang. Dengan gelar barunya itu, ia akan memikul tanggung jawab yang lebih berat lagi. Dan aku yakin ia bisa menjalankan tugasnya dengan baik. …………
Ada sesuatu yang masih ingin kuceritakan, tapi mungkin sebaiknya aku langsung berbicara pada Semesta. Jadi, baiklah. Selamat menikmati hari!
0 Comments:
Post a Comment