![]() |
RT Darling! Challenge |
![]() |
Biasa ngecek EYDnya tulisan udah bener atau belum, sekarang ngecek tanaman yang ditanam udah tumbuh segimana :') |
![]() |
RT Darling! Challenge |
![]() |
Biasa ngecek EYDnya tulisan udah bener atau belum, sekarang ngecek tanaman yang ditanam udah tumbuh segimana :') |
Beberapa hari lalu, di grup WA angkatan saya ramai karena bagian administrasi SBM ITB mengumumkan para peraih 'Best Achievers' untuk mata kuliah yang diambil di semester empat ini. Ada enam mata kuliah yang diambil oleh kelas Bontang dan dari keenam mata kuliah itu masing-masing ada satu atau lebih peraih 'Best Achievers'nya.
Dari keenam mata kuliah itu, saya hanya mengambil satu. Buat saya, kebebasan memilih mata kuliah ini sendiri sudah menjadi 'achievement' karena saya nggak harus mengikuti kuliah yang penuh dengan angka dan sobat ambis. Ya, di semester ini memang mata kuliahnya bisa dipilih sesuai minat dan bakat sehingga saya sih nyadar diri aja hahaha. Yang cukup ikut bikin senang, dua dari beberapa peraih best achievers itu berada dalam satu sindikat (kelompok diskusi) yang sama dengan saya di mata kuliah yang umum. Lumayan :') #lumayanapaaa.
Di semester empat ini, saya memilih mata kuliah yang sekiranya bisa saya ikuti dengan benar. Untungnya di kelas lain, tepatnya kelas Batam, ada dibuka kelas non hitung-hitungan seperti Business Leadership (BusLed) dan Leading and Managing Organizational Change (LMOC). Di kelas Batam ini, pesertanya terdiri dari berbagai latar belakang profesi dan perusahaan. Seru juga jadinya kalau diskusi, mendengar banyak insight dari perusahaan yang jauh berbeda kulturnya dengan oil & gas. Dan jadi pengen pindah ke Batam juga deh buat opsi.
Lalu tiba-tiba, pagi ini dengan mata yang masih mengantuk, saya melihat jam di HP. Sekilas, ada notif WA dari bagian administrasi SBM ITB dan yang kebaca sama saya cuma "Selamat ya, Bu".
Mata saya langsung melek sepenuhnya. Kantuk hilang. Begitu buka WA, ternyata ada gambar ini:
WHOAA!!! Nggak salah kan ini?? ððð Excitednya sementara di dalam hati aja dulu takut anak kebangun.
Seperti mata kuliah lain pada umumnya, di mata kuliah business leadership ini target saya standar banget: yang penting lulus. Syukur kalo bisa dapat 'A' karena mata kuliah ini dipilih dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan jadi harusnya saya bisa lebih bertanggung jawab. Pun ketika kuliah, masih sempat meng-quote beberapa kalimat atau insight menarik (yang bisa dibaca di highlite IG saya: MBA Lyfe).
Business Leadership ini adalah mata kuliah pertama di semester empat. Artinya, selain beradaptasi dengan materi dan dosen, saya juga harus beradaptasi dengan 'teman-teman sekelas' yang lebih beragam dibandingkan LMOC. Kalau dipetakan, porsi mahasiswa di kelas ini cukup seimbang: 1/3 dari kelas Batam (yang backgroundnya udah beragam mulai dari korporat sampai pemerintahan), 1/3 dari kelas KPC (yang backgroundnya sesuai nama kelasnya, pertambangan), dan 1/3 dari kelas Bontang (walaupun jumlah peminatnya cukup untuk bikin satu sindikat aja :)) ).
Sesungguhnya saya juga baru tau ada 'reward' semacam Best Achievers ini. Kayaknya di tiga semester sebelumnya nggak pernah ada. Apa mungkin program ini baru ada atau karena di semester ini achieversnya memang menonjol banget dibanding yang lain? Apa di semester sebelumnya pencapaian rang-orang banyak yang standar (standar A :') ) jadi belum ada program ini?
Entahlah :)) Yang jelas kalau buat saya, terharu banget bisa diberi apresiasi semacam ini. Jadi semacam self reward buat diri sendiri selain selalu bersyukur setiap melihat transkrip nilai karena nggak ada nilai 'C'. Semoga semua ilmu dalam Business Leadership (dan matkul lain pastinya :)) ) bisa saya terapkan di pekerjaan ataupun kehidupan sehari-hari. Minimal kalau ada asesmen atau apalah, sertifikat ini nanti bisa dilampirkan di CV ya.
Terima kasih ITB! Terima kasih sobat BusLed dan sobat cumlaude ku!
Hai!
Ketemu lagi dengan series ini. Seperti penjelasan di tulisan sebelumnya, series ini akan mengangkat perjalanan MBA saya yang semoga bisa menginspirasi walau lebih sering sekipnya.
Di postingan kali ini, saya mau share mata kuliah apa aja yang akan ditempuh di program MBA SBM ITB. Disclaimer dulu ya, karena kelas yang saya ikuti ini kelas inhouse alias kerja sama dengan perusahaan, mungkin akan ada beberapa mata kuliah yang berbeda dengan program lain di MBA SBM ITB.
Memang, ada program apa aja di MBA SBM ITB? Silakan bisa dicek di sini.
Secara keseluruhan, program MBA ini ditempuh selama 5 semester plus final project. Final project-nya sendiri sudah bisa dimulai setelah menyelesaikan 3 semester alias sekarang saya lagi mulai :').
Sistem perkuliahannya sendiri dilakukan secara offline (sebelum pandemi) dan online (setelah pandemi, thanks God!) dengan jadwal setiap dua minggu sekali. Dua minggu sekali, full Sabtu-Minggu dari pagi sampai sore dan kadang bablas maghrib. Kecuali untuk Semester Pendek di semester 2 kemarin, kuliahnya beneran dipadatkan sehingga setiap minggu ada kuliah.
Kelasnya juga dijalankan secara berurutan. Artinya, kami akan menyelesaikan satu mata kuliah dulu, baru beranjak ke mata kuliah lain. Nggak multitasking seperti zaman S1 dulu di mana satu minggu kita belajar mata kuliah A, B, C sekaligus. Ini poin plusnya sih menurut saya, jadinya belajar dan mengerjakan tugasnya bisa lebih fokus.
Terus, apa aja yang dipelajari setiap semesternya? Ini dia:
SEMESTER 1:
Terus, yang dipelajari di setiap mata kuliah itu apa aja? Nah, itu nanti akan dijawab di postingan-postingan berikutnya pada series ini ya! Stay tune!
"Apa resolusinya?" tanya Superior saya ujug-ujug. Nggak jelas ditujukan ke siapa, jadi kami semua yang ada di ruangan itu malah saling berpandangan.
"2021, apa resolusinya? Biasanya kan bikin resolusi gitu ya.."
Sejujurnya, saya lupa kapan terakhir membuat resolusi secara 'resmi' alias ditulis begini. Sepertinya untuk menyambut tahun lalu nggak ada resolusi khusus. Jadinya acakadul deh.
Belajar dari tahun lalu, saya ingin mengembalikan kebiasaan-kebiasaan baik yang mungkin sempat hilang. Termasuk menulis resolusi. Kenapa sih harus ditulis? Supaya ingat. Dan lebih memotivasi untuk bisa mencapainya. Walau dalam beberapa kasus, resolusi selintas yang justru terkabul :').
Jadi, untuk tahun 2021, inilah beberapa resolusi saya...
1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat
Alias lebih banyak 'gerak' (bukan olahraga ya hahaha) dan mengurangi goreng-gorengan. Terutama kalo di kantor. Huhuhu monmaap ya gaes kalo saya akan sering absen melipir ke tempat gorengan nanti.
Tapi kalo ada menu #KantinCorcomm yang lain yhaaa... diliat dulu menunya apa ð
2. Kembali Menulis
Menulis blog, menulis freelance, menulis di socmed, apapun deh. Ibarat olahragawan yang jarang gerak, ini jari udah mulai kaku kalo nggak diasah lagi.
3. Baca yang Berfaedah
Termasuk buku yang nggak melulu fiksi. Dari pertengahan tahun sebenarnya udah mulai membiasakan lagi baca satu buku nonfiksi. Biasanya tema parenting atau pengembangan diri. Tapi, durasi antara menyelesaikan novel fiksi vs buku nonfiksi beda jauh yaa ternyata ð
4. Mengurangi Overthinking
Suatu hari, saya pernah cerita sama salah satu sohib, kenapa pikiran random saya sering kejadian. Ternyata, teman saya ini juga mengalami hal yang sama beberapa kali, tiba-tiba kepikiran sesuatu terus malah kejadian. Kami akhirnya menyimpulkan teori jaman kuliah dulu, bahwa ketika kita menginginkan atau memikirkan sesuatu, Semesta akan berkonsipirasi mewujudkannya.
Sayangnya, yang random kepikiran ini kadang nggak selalu tentang hal positif. Kadang biasa aja mempertanyakan sesuatu, tapi yang kejadiannya malah jelek. Huhu!
Belajar dari beberapa kerandoman di tahun lalu, saya ingin mengurangi ke-overthinking-an di tahun ini. Nggak mikir aneh-aneh deh intinya! Termasuk juga dalam menghadapi orang-orang yang 'nggak sesuai harapan'.
Jadi, inilah empat resolusi saya di tahun 2021, selain tentunya beberapa resolusi terkait relationship, parenting, dan karir yang nggak perlu dituliskan di sini hehehe.
Kalau kamu, punya resolusi apa?
Seumur-umur, 2020 kayaknya adalah tahun yang paling 'drama'. Selain situasi hidup yang suka jungkir-balik, kondisi dunia pada umumnya juga berubah drastis akibat adanya pandemi Covid-19.
Di balik semua roller coaster kehidupan, ada beberapa hal yang membuat saya masih sangat bersyukur di tahun ini. Selain diri sendiri, keluarga, dan support system yang sehat lahir batin, berikut ini beberapa hal atau keputusan terbaik yang terjadi di tahun 2020 versi saya.
1. Melahirkan Anak Kedua
Ini adalah peristiwa terbaik pertama yang terjadi di tahun 2020. Dengan kehamilan yang nggak direncanakan dan diprediksi, Alhamdulillah baby kedua ini bisa lahir sesuai prediksi tanggalnya.
Hamil anak kedua, perjalanannya lebih struggle. Sang Kakak yang semakin aktif dan fisik yang rasanya makin renta membuat kehamilan kali ini dijalani dengan lebih legawa.
Anak kedua diperkirakan lahir 8 Maret 2020. Belajar dari pengalaman kelahiran pertama yang maju seminggu dari HPL, saya udah menyiapkan segala peralatan untuk ke RS, termasuk juga sounding ke Sang Kakak dan mewanti-wanti suami untuk nggak dinas ke luar kota.
Hari H HPL, saya masih kuliah. Ujian pula. Saat itu, corona masih belum seheboh sekarang, jadi kuliahnya masih secara langsung. Lumayan sih, mau nggak mau jadi 'olahraga' naik turun tangga tiap dua minggu sekali.
Sebenarnya, saya udah sounding ke baby supaya keluar sesuai HPL aja. Nggak usah di tanggal 12 (teteup hahaha) juga nggak papa. Biar apa? Biar ujiannya take home ajaaa~ ð. Tapi mungkin sang baby justru mau menyemangati saya yang ujian karena dia pun udah 'ikut' kuliahnya dari awal. Jadi, dia memilih melihat dunia satu hari tepat setelah ujian.
Setelah Kinar lahir, dunia saya dan dunia secara keseluruhan serasa berubah. Dunia saya, jelas, ada peran tambahan. Tapi Alhamdulillah bangetnya, Kinar ini baiiiiik sekali. Sangat jarang 'ngajak' ibunya begadang kecuali di sebulan pertama kehidupannya. Terima kasih ya, Sayangku!
Dan di luar sana, virus Covid-19 mulai disikapi serius oleh 'pihak-pihak yang berwenang'. Nggak lama setelah saya bersalin di RS, pemerintah setempat membuat kebijakan bahwa melahirkan di RS harus tes rapid/SWAB dulu dan hanya bisa didampingi satu orang aja plus nggak boleh dijenguk. Mau kontrol kehamilan ke RS pun ada beberapa protokol yang harus diperhatikan. Intinya, lebih ribet.
2. Kuliah Lagi
Keputusan maju mundur ini sebenarnya dibuat di akhir tahun 2019. Waktu itu, sama sekali nggak bakal menyangka akan ada corona yang mengubah segalanya.
Kesempatan kuliah lagi akhirnya diambil karena dari perusahaan mengadakan kelas kerja sama. Jadi, nggak perlu ribet bolak-balik ke luar kota, pikir saya. Plus, jam istirahat masih bisa pulang ke rumah sebentar seperti biasa. Dan untungnya lagi, jam kuliahnya lebih 'manusiawi' dibanding angkatan sebelumnya. Sabtu-Minggu, dua minggu sekali, 08.00 - 17.00 WITA.
Saya juga sempat sharing sama teman di angkatan sebelumnya yang menjalani perkuliahan dengan kondisi baru melahirkan. Asli, salut banget sih sama perjuangannya! Sambil mikir juga apakah saya bisa, ketika dia pernah bercerita, "Waktu itu pas lagi ujian, pernah anak nangis kehausan. Dia ada di musholla (Training Center Badak LNG) sama Mamaku. Jadi, ngebut deh ngerjain ujiannya dan buru-buru menemui mereka."
Namanya kuliah Manajemen, suka nggak suka memang pasti akan ketemu dengan angka. Tapi, saya baru menyadari 'tantangannya' ketika melihat daftar mata kuliah dan silabusnya. Nggak cuma hitung-hitungan akuntansi, banyak juga ternyata yang menggunakan rumus dan simbol yang nggak pernah saya lihat sebelumnya. ð
'Thanks' to corona, sejak pertengahan Maret 2020 alias setelah saya melahirkan, sistem perkuliahan diubah ke online. Memang perlu penyesuaian cara belajar, tapi hikmahnya, perkuliahan ini bisa dilakukan dari rumah. Jadilah terkadang di beberapa perkuliahan, saya belajar sambil mengasuh anak dan ketiduran.
Yang membuat lebih bersyukur, semua tugas dan ujian juga dilakukan secara online jadi masih ada waktu untuk mempelajari materi yang sulit dipahami (dan ini banyak! Ga cuma untuk satu mata kuliah aja ð). Yuk bisa yuk dua semester lagi lulus!
3. Sharing Knowledge
Tahun 2020 juga memberi kesempatan bagi saya untuk lebih banyak berbagi ilmu dan pengalaman. Karena dilakukan secara online, ada satu masa rasanya kerjaan jadi sharing melulu. Tapi seru kok, menambah jaringan sekaligus mengasah percaya diri lagi~.
Jadi, terima kasih 2020! Untuk semua suka duka, pelajaran berharga, dan pengingatnya. Yuk 2021 lebih seru lagi yuk!
Semua berawal dari WA temen kosan zaman kuliah yang saat ini dinas di Kedubes UEA.
Jadi, dia mendadak diminta membuat event dalam rangka Hari Ibu bertema 'Perempuan Inovatif'. Bingung mencari narasumber, dia akhirnya mengontak saya, mengusulkan untuk menampilkan salah satu mitra binaannya Badak LNG. Sebelumnya, kami memang pernah kontak-kontakan untuk rencana kolaborasi. Sayangnya, belum terwujud.
Membaca pesannya, kantuk saya langsung hilang. Super excited, karena kesempatan ini nggak semua orang atau institusi bisa dapat. Sambil mengonfirmasi ke mitra binaan, saya mengiyakan tawarannya.
Beruntung, mitra binaan yang saya propose bersedia menjadi narasumber. Ibu ini memang inspiratif sih. Setiap tahun selalu ada produk kuliner baru yang unik.
Hari H, saya yang deg-degan. Setelah training online, langsung cus ke studio LNGTV demi bisa mendampingi prosesnya.
Alhamdulillah.. acaranya berjalan lancar. Ibu mitra binaan bisa bercerita dengan baik dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lancar. Acara yang bisa disaksikan dari Zoom dan Facebook live-nya Kedubes Uni Emirat Arab & LNG TV ini mendapat cukup antusias dari penonton. Nggak hanya masyarakat umum, Ibu Kedubes bahkan sepertinya berminat mengadakan pelatihan pembuatan snack secara online untuk WNI di sana. Wah, siap Bu! Pelatihan langsung di sana boleh juga loh ð