Wednesday, April 26, 2023

Tips: Serunya Jelajah Museum

 Apa yang terlintas di benakmu kalau mendengar kata ‘museum’? Gelap? Kuno? Sepi? Bagi saya, museum justru bisa menjadi semacam mesin waktu yang akan membawa kita ke masa lampau. Berkunjung ke Museum Geologi, misalnya. Sebagai manusia modern, kita bisa sedikit mengintip kehidupan pada jaman purba di sana. Atau mengunjungi Museum Pos Indonesia yang ada di jalan Cilaki, dekat Gedung Sate. Melalui diorama yang dipajang, kita bisa melihat bagaimana orang jaman dahulu berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang letaknya jauh dengan menggunakan surat.

Sebagai salah satu kota di Indonesia yang memiliki beberapa museum seru, tidak ada salahnya jika sesekali kita mengunjungi aneka museum yang ada di Bandung. Untuk memeringati Hari Museum Internasional yang jatuh pada 18 Mei ini, Bandung Review akan memberikan tips seru untuk menjelajah museum. Sudah siap?

1. Sesuaikan Minat

Ada baiknya, kunjungi museum yang sesuai dengan minat kita. Misalnya jika tertarik pada hal-hal mengenai seni dan sastra, coba kunjungi Museum Sri Baduga yang ada di kawasan Tegallega. Selain menambah wawasan di bidang yang kita sukai, tips ini juga akan mengusir kesan ‘membosankan’ dari sebuah kunjungan ke museum. Kalau kita berada di lingkungan yang mendukung minat kita, antusiasme untuk belajar juga akan meningkat bukan?

2. Pelajari Sekilas Isi Museum

Ini berguna agar kita mendapat gambaran sekilas mengenai hal-hal yang kita temui. Beberapa museum biasanya juga memiliki program khusus di waktu-waktu tertentu seperti Museum Konperensi Asia-Afrika yang baru-baru ini menyelenggarakan peringatan HUT KAA. Bila tidak menemukan informasinya di internet, coba cari tahu dari orang yang sudah pernah ke museum yang ingin kita kunjungi.

3. Kenakan Pakaian yang Nyaman

Karena sebuah museum umumnya memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk dijelajahi, gunakan pakaian yang akan membuat nyaman. Sepatu misalnya, pilih jenis yang tidak membuat kaki cepat pegal. Agar lebih seru, pakaian yang dikenakan bisa disesuaikan dengan tema museum yang akan dikunjungi seperti memakai baju ala sosialita tempo dulu untuk berkunjung ke Museum KAA atau mengenakan baju safari untuk main ke Museum Geologi.

4. Bawa Barang Seperlunya

Sebelum menjelajah setiap bagiannya, museum biasanya memiliki peraturan bagi pengunjung untuk menitipkan tasnya. Kalaupun tidak, bawalah barang yang diperlukan misalnya kamera. Meminimalisir barang bawaan akan meningkatkan kenyamanan kita saat mengelilingi isi museum.

Beberapa museum mungkin tidak mengijinkan pengunjung memotret koleksi yang ada di dalam atau dilarang memotret dengan lampu kilat. Bila menemui aturan seperti ini, jangan dilanggar karena penggunaan lampu kilat dikhawatirkan dapat mengurangi keindahan koleksi yang ditampilkan.

5. Ikuti Guide

Selain informasi yang tertera pada brosur, kunjungan ke museum akan lebih asyik bila kita dipandu seseorang yang memahami seluk beluk koleksi di dalamnya. Sambil melihat-lihat, wawasan kita pun bertambah. Tidak ada guide khusus untuk menjelajah di dalam museum? Cobalah mengikuti rombongan yang juga sedang mengadakan kunjungan ke museum. Rombongan seperti itu biasanya memiliki pemandu yang juga bisa menceritakan hal-hal unik dibalik aneka koleksi yang akan kita lihat di dalam museum.

6. Bergabung di Komunitas

Ingin menjelajah museum tetapi tidak ada teman? Bergabunglah dengan komunitas! Meski tidak terbatas pada mengunjungi museum-museum yang ada di Bandung, saat ini ada beberapa komunitas yang kegiatan utamanya adalah berwisata ke museum. Menjelajah museum bersama banyak orang umumnya memang lebih mengasyikkan dibandingkan dengan menjelajah seorang diri.

Mengunjungi museum adalah salah satu alternatif untuk menghilangkan penat sekaligus belajar hal baru. Dengan biaya yang terjangkau, kita bisa pulang membawa sejumlah wawasan baru. Jadi, sudah menentukan museum mana yang akan dikunjungi pekan ini? (RY)

 

Published on: Bandung Review

Tips: Membuat Perpustakaan Pribadi

 Masih suka menonton kartun Doraemon? Robot kucing yang datang dari masa depan ini selalu memiliki peralatan ajaib yang membuat kita ngiler ingin memilikinya. Salah satu peralatan favorit dari robot penyuka dorayaki ini adalah Pintu ke Mana Saja. Dengan pintu berwarna pink ini, penggunanya bisa langsung pergi ke tempat yang dituju begitu memutar kenopnya.

Mungkin benda seperti Pintu ke Mana Saja akan sulit diwujudkan keberadaannya di dunia nyata. Namun sebenarnya, kita juga bisa loh ‘pergi ke mana saja’ tanpa perlu kendaraan dan terjebak kemacetan! Caranya, dengan membaca buku. Seperti kata pepatah, ‘buku adalah jendela dunia’. Maka, salah satu cara terbaik mengenal aneka tempat dan negara lain adalah dengan cara mulai membaca.

Dalam rangka memperingati Hari Buku Internasional yang dirayakan setiap 23 April, Bandung Review akan memberikan tips membuat perpustakaan pribadi di rumah. Coba siapkan koleksi bukunya untuk dibuatkan ‘rumah’ baru yang nyaman!

1. Rancang Konsepnya

Pada dasarnya, perpustakaan pribadi tidak selalu membutuhkan ruangan khusus. Sebuah sudut di ruang keluarga atau kamar juga bisa disulap menjadi tempat menyimpan koleksi buku sekaligus membaca yang nyaman. Idealnya, ruangan yang dipilih bersifat tenang dan cukup jauh dari suara ramai sehingga bisa berkonsentrasi saat sedang membaca. Agar semakin meningkatkan minat baca, perpustakaan pribadi juga bisa dihias dengan tema tertentu, misalnya diisi pernak-pernik dari jenis buku favorit atau dicat dengan warna-warna lembut.

2. Penerangan yang Cukup

Karena indera utama yang akan ‘bekerja’ di perpustakaan pribadi adalah mata, pastikan perpustakaan pribadi nantinya memiliki penerangan yang cukup. Cahaya tidak perlu terlalu terang, tetapi bisa membuat mata tidak cepat lelah saat membaca. Ada baiknya lampu yang digunakan adalah lampu neon, bukan lampu pijar untuk menghindari pantulan cahaya pada kertas yang dapat memicu kelelahan mata. Kalau perlu, sediakan lampu portable yang posisinya bisa disesuaikan dengan tempat untuk membaca.

3. Sirkulasi Udara yang Baik

Selain penerangan, aspek yang satu ini juga perlu diperhatikan. Sirkulasi udara yang baik membuat kita nyaman dan betah berlama-lama di perpustakaan pribadi. Buat suhu ruangan yang tidak terlalu lembab, bisa dengan menempatkan AC atau beberapa tanaman hias yang tidak terlalu besar di salah satu sudut perpustakaan pribadi. Dengan demikian, koleksi buku pun akan lebih awet karena terhindar dari timbulnya jamur.

4. Klasifikasikan Buku

Pengklasifikasian buku bisa dibuat secara alfabetis berdasarkan judul atau pengarangnya. Sistem ini akan memudahkan kita mencarinya di lain waktu. Untuk lebih melindunginya, koleksi buku bisa ditempatkan dalam sebuah lemari dengan kaca bening. Bila lemari dirasa terlalu besar, sebuah rak dengan beberapa kotak bisa menjadi pilihan. Dalam satu kotak itu misalnya bisa diisi satu seri komik atau buku-buku karya satu pengarang tertentu. Supaya lebih awet, buku-buku sebaiknya diberi sampul plastik terlebih dahulu sebelum ditata pada rak atau lemari.

5. Membuat Kliping Majalah & Koran

Ini adalah alternatif untuk melengkapi koleksi perpustakaan pribadi. Kalau selama ini berlangganan atau rutin membeli majalah dan koran, tidak ada salahnya dikumpulkan lagi. Siapa tahu suatu saat ada informasi yang perlu dicari dari majalah atau koran itu.

Buku adalah gudang ilmu. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh. Jangan ragu menjadi kutu buku, banyak membaca itu seru! (RY)

 

Published on: Bandung Review