Friday, June 21, 2019

Menanam Mangrove, Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Saya masih ingat saat pertama kali bertemu dengannya. Siang itu, satu hari di tahun 2015. Bersama seorang teman, ia menjamu kami di salah satu saungnya yang berada di dekat area penanaman mangrove.


Namanya Muhammad Ali. Usianya 50 tahun. Namun, semangatnya tidak kalah dengan anak muda. Apalagi kalau sudah membicarakan tumbuhan yang juga dikenal dengan nama bakau tersebut.


Perjuangan Ali Mangrove, begitu ia akrab disapa, dalam membudidayakan tanaman khas pesisir ini dimulai tahun 2009. Fenomena penebangan mangrove oleh orang-orang tak bertanggung jawab membuatnya khawatir. Selain berpotensi menyebabkan banjir saat air laut pasang, berkurangnya keberadaan mangrove juga berpengaruh kepada penurunan hasil tangkapan ikannya. Kala itu, Ali memang  berprofesi sebagai nelayan sekaligus menjadi karyawan sebuah perusahaan tambang.


Bersama sang istri, Ali kemudian mencoba membibitkan mangrove. Jenis yang ditanam adalah Rhizopora, sp. Agar lebih fokus, Ali memutuskan pensiun dini dari perusahaan tempatnya bekerja. Ia juga mendapat pendampingan dari Badak LNG agar usahanya terus berkembang dan memberikan dampak positif, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Badak LNG sendiri merupakan perusahaan pengolah gas alam menjadi gas alam cair (LNG/Liquefied Natural Gas) yang berkomitmen melakukan pemberdayaan masyarakat melalui program-program Community Development-nya.


Hasilnya, lahan miliknya yang semula tidak produktif kini menjelma menjadi hutan mangrove. Selain mencegah abrasi, keberadaan hutan mangrove membuat udara di sekitarnya menjadi sejuk. Ali juga memperluas manfaat lingkungan dari hutan mangrove tersebut dengan membuat area untuk pembudidayaan kepiting bakau yang baru dimulai pada akhir 2017 lalu.


Perlahan, kondisi ekonomi keluarga Ali juga meningkat. Kesadaran akan pelestarian lingkungan membuat banyak instansi di Kota Bontang memesan bibit mangrove kepadanya. Tak jarang, ia dan kelompoknya yang bernama Tani Lestari Indah juga diminta untuk menanam bibit-bibit tersebut di lokasi yang sudah ditentukan. Peluang ini juga berimbas kepada peningkatan pendapatan para anggota kelompoknya.


Tidak sampai di situ, kecintaan Ali pada mangrove membuatnya tak segan berbagi ilmu seputar pembibitan, penanaman, maupun perawatan mangrove. Tamu Pemerintah, Perusahaan, masyarakat umum, hingga anak-anak sekolah semua berkesempatan belajar langsung mengenai mangrove dari ahlinya. Dengan dukungan dari Badak LNG, lahan milik Ali tersebut kini menjadi Mangrove Information Center.


Pemberdayaan Masyarakat


Kegiatan yang dilakukan oleh Ali dan dengan pendampingan dari Badak LNG membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat memberikan kontribusi positif bagi pencapaian tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Dikutip dari jurnal "Sustainable Development Goals (SDGs) dan Pengentasan Kemiskinan", konsep SDGs lahir pada konferensi mengenai Pembangunan Berkelanjutan yang dilaksanakan oleh PBB tahun 2012 di Rio de Jainero. Tujuan yang ingin dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah memperoleh tujuan bersama yang universal, yang mampu memelihara keseimbangan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan yakni lingkungan, sosial, dan ekonomi (Ishartono & Santoso Tri Raharjo, Social Work Jurnal Vol. 6, No. 2, Hal. 154-272).


Tiga dimensi pembangunan berkelanjutan tersebut kemudian dirumuskan menjadi 17 tujuan global SDGs dan melalui penanaman mangrove, setidaknya ada 7 tujuan yang bisa dibantu pencapaiannya sebagai berikut:


1. Tanpa Kemiskinan. Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.
Kegiatan penanaman mangrove dan pembibitannya telah menghasilkan keuntungan ekonomi sehingga perlahan mendorong anggota kelompok keluar dari kemiskinan.


2.  Tanpa Kelaparan. Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
Anggota kelompok yang telah bebas dari kemiskinan juga akan terbebas dari ancaman kelaparan.


5. Kesetaraan Gender. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
Sebagian besar anggota kelompok Tani Lestari Indah adalah para ibu. Mereka yang semula tidak produktif, kini menjadi memiliki kegiatan positif dan tambahan penghasilan. Buah mangrove yang bisa dimanfaatkan juga mendorong terbentuknya kelompok baru yang bergerak di bidang UMKM yaitu produksi sirup mangrove dan dodol mangrove dan seluruh anggota kelompok baru ini adalah perempuan.


8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak. Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua orang.
Keberadaan usaha budidaya mangrove secara tidak langsung telah mendorong pertumbuhan ekonomi. Lapangan kerja tercipta dan dengan pendampingan dari Badak LNG kegiatan budidaya bisa berkelanjutan, bahkan terus berkembang.


14. Kehidupan Bawah Laut. Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan. 
Sebagai habitat beberapa hewan khas pesisir, keberadaan mangrove telah membantu melestarikan keberadaan mereka sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem laut.


15. Kehidupan di Darat. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
Bagi makhluk yang tinggal di darat termasuk manusia, keberadaan mangrove adalah pelindung dari ancaman abrasi atau banjir yang datang saat air pasang.


17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pembangunan yang berkelanjutan. 
Ali dan kelompok Tani Lestari Indah-nya memiliki tujuan yang disinergikan dengan cita-cita program Community Development Badak LNG. Jika Ali ingin lingkungan di sekitarnya terjaga sekaligus membantu masalah ekonomi anggota kelompoknya, Badak LNG pun memiliki cita-cita untuk Maju Bersama Masyarakat. Cita-cita ini sejalan dengan triple bottom line, konsep yang menjadi acuan sebuah perusahaan seperti Badak LNG dalam melaksanakan program-program Community Development.


Menurut konsep yang juga dikenal dengan nama "3P" tersebut, perusahaan yang ingin operasionalnya berkelanjutan harus berkomitmen pada aspek 3P yaitu profit, planet, dan people. Tidak hanya mencari profit, tetapi juga perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar daerah operasionalnya.


Melestarikan lingkungan dan mencapai tujuan SDGs memerlukan sinergitas antara berbagai pihak, baik individu maupun institusi. Yang terpenting adalah memulai aksi positifnya dari sekarang, supaya kelak hasilnya bisa dinikmati di masa depan.


Selamat melakukan aksi positif!