Monday, June 21, 2021

How MBA Changed My Weekend: Tugasnya Nonton "Crimson Tide"

Minggu ini, saya memulai perkuliahan yang sudah masuk semester keempat. "Sebentar lagi selesai," kata Kaprodi saat melakukan sosialisasi tugas akhir dan diamini saya dalam hati.

Berbeda dengan tiga semester sebelumnya, kali ini para mahasiswa dibebaskan memilih mata kuliah sesuai minat (dan bakat?) masing-masing. Bagi mahasiswa yang menghindari itung-itungan rumit seperti saya, tentu mata kuliah di bidang Human Capital dan Marketing my darling adalah pilihan terbaik. Sayangnya, saya nggak jodoh sama jadwalnya kelas-kelas Marketing. Untung masih bisa ikut kelas Human Capital.

Di pertemuan perdana kelas pilihan ini, mata kuliah pertama adalah Business Leadership. Seruu..sesuai ekspektasi (nggak ada perhitungan yang rumit haha!), bahkan melebihi sebenarnya. Selain materinya mudah dicerna, wawasan saya beneran bertambah soal leadership dalam konteks dunia bisnis terutama. Plus, ada self assesmen juga apakah saya sudah bisa menjadi leader yang baik (tentuuuuuuuu..... belum 😂).

Pengalaman sebelumnya di kelas Human Capital, tugasnya 'unik'. Nggak sekedar membahas kasus atau membuat analisis situasi. Kami saat itu sempat dibagi menjadi tiga kelompok dalam satu kelas dan tugasnya juga dibagi tiga: membuat dua webinar dan mengelola satu akun Youtube. Saya, pilih yang mengelola Youtube.

Kali ini, tugasnya nggak kalah seru: menonton film. Bukan sembarang film, melainkan yang ada hubungannya dengan leadership.

Judulnya 'Crimson Tide'. Bukan film baru pastinya, dan entah kapan rilis di bioskopnya. Tapi ternyata, ada yang udah pernah nonton loh 😂 Dengan berbagai cara, akhirnya bisa juga nonton film ini secara utuh dan nyaman (thanks to My LNG 💖).

Jadi, film ini tentang apa sih?

Film ini bercerita tentang pasukan Angkatan Laut AS yang punya misi tertentu dan sebagian besar aktifitasnya dilakukan di dalam kapal selam. Alih-alih fokus pada strategi yang dilakukan untuk mencapai misi tersebut, kita akan diajak melihat perbedaan gaya kepemimpinan dari kedua pemimpin pasukan yang ada. 

Sebenarnya, kapal selam ini dipimpin eh seorang (sebut saja) komandan dan sebelum berangkat, ada orang baru yang ditugaskan untuk mendampingi komandan itu. Kita sebut saja dia wakil komandan. Disebut baru, karena wakil komandan ini belum pernah terlibat misi di kapal selam itu sementara sang komandan udah 'khatam banget' sama kapal selam ini.

Singkat cerita, masalah yang dihadapi nggak hanya bagaimana mereka mengalahkan musuh dari eksternal, tetapi juga dari dalam pasukan itu sendiri. Di internal mereka pun ada beberapa perbedaan pandangan dan pendapat untuk menyelesaikan masalah, dan kalau nggak segera diatasi malah justru membuat masalah baru. 

Ketika menonton (yang untungnya ada subtitle), saya kira tugasnya nanti akan dikaitkan dengan strategi problem solving. Gimana pemimpin memecahkan masalah yang ada, yang kadang bener tapi pernah juga malah memperparah.

Besoknya di kelas, ternyata diskusi lebih diarahkan kepada 'Situational Leadership'. Bahwa pemimpin nggak selamanya benar dan harus bertindak. Bahwa anak buah nggak selamanya benar juga :)) tapi suatu saat harus berani mengambil keputusan untuk bertindak secara sistematis dan terukur. 

Jadi, apa itu sebenarnya 'Situational Leadership'? 

Bersambung di postingan selanjutnya ya.. :)

Sambil nunggu, tonton deh filmnya. Menarik kok, bahkan untuk orang yang nggak suka nonton action macem saya hehe.




Thursday, June 10, 2021

How MBA Changed My Weekend: Best Achiever, Checked!!

Beberapa hari lalu, di grup WA angkatan saya ramai karena bagian administrasi SBM ITB mengumumkan para peraih 'Best Achievers' untuk mata kuliah yang diambil di semester empat ini. Ada enam mata kuliah yang diambil oleh kelas Bontang dan dari keenam mata kuliah itu masing-masing ada satu atau lebih peraih 'Best Achievers'nya. 

Dari keenam mata kuliah itu, saya hanya mengambil satu. Buat saya, kebebasan memilih mata kuliah ini sendiri sudah menjadi 'achievement' karena saya nggak harus mengikuti kuliah yang penuh dengan angka dan sobat ambis. Ya, di semester ini memang mata kuliahnya bisa dipilih sesuai minat dan bakat sehingga saya sih nyadar diri aja hahaha. Yang cukup ikut bikin senang, dua dari beberapa peraih best achievers itu berada dalam satu sindikat (kelompok diskusi) yang sama dengan saya di mata kuliah yang umum. Lumayan :') #lumayanapaaa.

Di semester empat ini, saya memilih mata kuliah yang sekiranya bisa saya ikuti dengan benar. Untungnya di kelas lain, tepatnya kelas Batam, ada dibuka kelas non hitung-hitungan seperti Business Leadership (BusLed) dan Leading and Managing Organizational Change (LMOC). Di kelas Batam ini, pesertanya terdiri dari berbagai latar belakang profesi dan perusahaan. Seru juga jadinya kalau diskusi, mendengar banyak insight dari perusahaan yang jauh berbeda kulturnya dengan oil & gas. Dan jadi pengen pindah ke Batam juga deh buat opsi.

Lalu tiba-tiba, pagi ini dengan mata yang masih mengantuk, saya melihat jam di HP. Sekilas, ada notif WA dari bagian administrasi SBM ITB dan yang kebaca sama saya cuma "Selamat ya, Bu".

Mata saya langsung melek sepenuhnya. Kantuk hilang. Begitu buka WA, ternyata ada gambar ini:

 

WHOAA!!! Nggak salah kan ini?? 😁😁😁 Excitednya sementara di dalam hati aja dulu takut anak kebangun.

Seperti mata kuliah lain pada umumnya, di mata kuliah business leadership ini target saya standar banget: yang penting lulus. Syukur kalo bisa dapat 'A' karena mata kuliah ini dipilih dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan jadi harusnya saya bisa lebih bertanggung jawab. Pun ketika kuliah, masih sempat meng-quote beberapa kalimat atau insight menarik (yang bisa dibaca di highlite IG saya: MBA Lyfe).

Business Leadership ini adalah mata kuliah pertama di semester empat. Artinya, selain beradaptasi dengan materi dan dosen, saya juga harus beradaptasi dengan 'teman-teman sekelas' yang lebih beragam dibandingkan LMOC. Kalau dipetakan, porsi mahasiswa di kelas ini cukup seimbang: 1/3 dari kelas Batam (yang backgroundnya udah beragam mulai dari korporat sampai pemerintahan), 1/3 dari kelas KPC (yang backgroundnya sesuai nama kelasnya, pertambangan), dan 1/3 dari kelas Bontang (walaupun jumlah peminatnya cukup untuk bikin satu sindikat aja :)) ). 

Sesungguhnya saya juga baru tau ada 'reward' semacam Best Achievers ini. Kayaknya di tiga semester sebelumnya nggak pernah ada. Apa mungkin program ini baru ada atau karena di semester ini achieversnya memang menonjol banget dibanding yang lain? Apa di semester sebelumnya pencapaian rang-orang banyak yang standar (standar A :') ) jadi belum ada program ini? 

Entahlah :)) Yang jelas kalau buat saya, terharu banget bisa diberi apresiasi semacam ini. Jadi semacam self reward buat diri sendiri selain selalu bersyukur setiap melihat transkrip nilai karena nggak ada nilai 'C'. Semoga semua ilmu dalam Business Leadership (dan matkul lain pastinya :)) ) bisa saya terapkan di pekerjaan ataupun kehidupan sehari-hari. Minimal kalau ada asesmen atau apalah, sertifikat ini nanti bisa dilampirkan di CV ya.

Terima kasih ITB! Terima kasih sobat BusLed dan sobat cumlaude ku!