Wednesday, October 24, 2018

The Wonder Weeks App: Aplikasi Buat Ibu yang 'Nggak Pinter-pinter'

Halooo Ibu! Welcome to the new world! The world of joy, happiness, struggle, dan harus banyak banyak banyak sabar!

Tiga bulan pertama menjadi seorang Ibu ternyata jauh lebih struggle dibandingkan tiga bulan masa percobaan pekerja baru. Banyak pelajaran baru untuk memahami seorang 'manusia' yang nggak pernah terpikirkan sebelumnya.

Kalau masa percobaan kerja kita bisa menganalisis apa yang salah dan gimana mengatasinya, masa-masa awal memiliki anak terkadang sulit dipahami dan nggak melulu sesuai teori. Pada satu hari sang anak bisa tidur nyenyak di stroller, besoknya sama sekali nggak mau ditidurin di stroller, kasur atau di manapun, maunya digendong. Di hari lain menyusuinya tiap 2 - 3 jam, ada satu hari di mana sang anak rasanya harus disusui terus karena nggak kenyang-kenyang. Ada satu periode sang anak bisa tidur nyenyak semalaman, periode berikutnya tiap malam sang anak menangis tanpa sebab dan entah apa yang harus dilakukan untuk segera menenangkannya.

Durasi tidur malam sang anak adalah salah satu tantangan paling menguji kesabaran. Belakangan ini, Kanaya lagi susah tidur nyenyak di malam hari entah kenapa. Disusui sudah, popok diganti kalau basah sudah, diajak main sudah, tetaaaap aja matanya 'on'. Parahnya kalau sudah menangis, tangisannya menyayat hati. Nggak pake intro suara melemah dulu, langsung ke nada tinggi seolah abis diapain gitu :')).

Keadaan mirip seperti ini pernah terjadi di masa growth sprut-nya. Bedanya, saat itu dia masih mau menyusu. Atau setidaknya, menempelkan mulutnya untuk menyusu. Kali ini tidak. Terkadang dia menolak.

Ibu yang nggak pinter-pinter ini pun gugling sana-sini mencari berbagai kemungkinan penyebab. Kebanyakan tidur pagi/siang? Nggak juga karena di pagi-siang pun sulit ditidurkan. Kolik? Sepertinya juga bukan karena setiap abis menyusu Kanaya bisa sendawa, perutnya nggak kembung, dan saat menangis badannya nggak melengkung.

Akhirnya, sampailah saya pada satu kemungkinan: Fase Wonder Week. Fase ini menggambarkan periode perkembangan bayi yang meningkat tajam. Mau pinter sesuatu, kalau bahasa orang tua mah.
Jika dihitung manual dari hari kelahirannya, wajar kalau Kanaya memasuki Wonder Week ini. Tepatnya, di fase 'events', belajar mengenali sebab akibat yang sederhana. Penasaran lebih lanjut mengenai pertumbuhannya, saya pun 'bertemu' aplikasi yang bisa membantu menerjemahkan fase menakjubkan ini: The Wonder Weeks App.


Gambar bayinya gemaas!

The Wonder Weeks adalah aplikasi mobile yang memuat berbagai infomasi mengenai fase wonder week sang anak. Data disajikan dalam bentuk chart dan disertai penjelasan untuk setiap fasenya.

Kalau sang anak sedang memasuki suatu fase, orang tua akan mendapat gambaran mengenai apa yang sedang dialami sang anak, kemampuan barunya, pertanda yang ditunjukannya, dan hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk menunjang tumbuh kembangnya tersebut.

Untuk memulai penggunaan aplikasi ini, kita harus download dulu di ponsel. Kalau di Google Play, harganya Rp41.000,00 (note: ada blogger lain yang bilang, bisa juga akses via websitenya kalau mau gratis. Tapi ribet sih menurut saya kalau harus bolak-balik buka website hehe). Setelah itu, kita diminta memasukkan data anak: Nama, jenis kelamin, dan due date. Kenapa due date dan bukan tanggal lahirnya? Karena ternyata, perkembangan mental sang anak sudah dimulai ketika ia mulai 'terbentuk' sebagai janin. Selengkapnya bisa baca penjelasan di appsnya ya :)))

Selain tampilannya yang sederhana, aplikasi ini memiliki beberapa fitur bermanfaat seperti chart leap untuk mengetahui timeline wonder weeks ini, alarm untuk mengingatkan sang Ibu bersiap menghadapi fase ini, beragam artikel seputar wonder weeks (yang bisa diakses langsung dari aplikasinya, e-book atau beli printed book-nya), sampai notes untuk tempat curhat atau sekadar mencatat perkembangan sang bayi.

Meski baru meng-install-nya beberapa jam lalu, saya nggak ragu merekomendasikan aplikasi ini untuk dimiliki para ibu baru. Supaya nggak bertanya-tanya aja gitu kalau anaknya mendadak sering cranky tengah malam. Siapa tau sang anak memang lagi mengalami fase wonder week sehingga kita bisa menemaninya melalui fase tersebut dengan tepat.

Semoga rekomendasi aplikasi ini bisa membuat kita setingkat lebih cerdas ya Buibu. Kalaupun masih merasa nggak pintar juga dalam menangani anak, ingatlah, sang anak lebih membutuhkan seorang ibu yang bahagia dan selalu ada untuknya.

Selalu tersenyum di depan sang anak ya, Bu! 

Sunday, October 21, 2018

Persiapan Persalinan

Setiap Kanaya terbangun sampai subuh, terutama melewati pukul 04.20, saya teringat kembali masa-masa untuk bertemu dengannya. Ada rasa ngilu bercampur haru saat memori mulai dari ke rumah sakit sendiri sampai melihat tubuh utuhnya keluar terputar di kepala.

Persalinan, normal maupun caesar, adalah fase pendahuluan perjuangan seorang perempuan sebelum menjadi ibu. Dibutuhkan persiapan fisik, mental, logistik, dan finansial agar proses ini dapat dilalui dengan baik. Kalau versi saya, inilah beberapa persiapan yang bisa dilakukan menjelang persalinan, berdasarkan pengalaman dan gugling sana-sini.

1. Makan Makanan Bergizi
Persiapan ini sebaiknya dilakukan dari awal dinyatakan hamil. Bagaimanapun, perkembangan janin sangat bergantung dari apa yang kita konsumsi.

Selama hamil, saya juga nggak mendadak menjalani pola makan yang sehat banget. Micin dan gorengan masih (khilaf) dikonsumsi walau kadang bisa membatasi jumlahnya.

Pola makan 4 sehat 5 sempurna adalah kuncinya. Kalau tidak memungkinkan diterapkan setiap makan (yakali tiap abis makan minum susu ), minimal pola ini bisa dilakukan dalam satu hari. Jadi, dalam satu hari usahakan ada asupan karbohidrat, protein, sayur, buah, dan susu.

Semual apapun, cobalah dihadapi dan tetap paksakan diri untuk makan/minum sesuatu. Kalau lagi mual atau malas makan, saya biasanya memilih makan buah seperti apel/pir/jeruk/pisang dan minum air putih agak banyak. Nggak mengenyangkan sih, tapi setidaknya janin tetap menerima asupan.

Bila dokter memberikan vitamin (biasanya asam folat) dan susu khusus untuk ibu hamil, silakan dikonsumsi rutin bila dirasa perlu. Awalnya saya nggak rajin mengonsumsi keduanya, tapi setelah baca-baca literatur, insyaAllah asam folat dan susu ini bisa memberikan tambahan manfaat bagi pertumbuhan janin. Selain itu, rajin minum air kelapa murni dan makan/minum jus kurma juga baik untuk kesehatan selama masa kehamilan dan menjelang persalinan.


2. Jalan Kaki dan Senam Hamil
Dua teman yang sudah melalui masa persalinan lebih dulu menyarankan agar saya rutin berjalan kaki pagi dan sore. Selain menjaga kebugaran, olahraga ringan ini konon dapat membantu memudahkan persalinan normal.

Sejujurnya, saya sendiri belum sempat melakukan jalan kaki pagi-sore ini secara rutin. Sebagai gantinya, kalau di rumah saya rutin jalan kaki dari kamar ke dapur (ngambil cemilan 😂 ) , dan kalau sedang bekerja, saya masih ikut turun ke lapangan selama kondisi fisik memungkinkan.

Untuk senam hamil, saya juga baru ikut sekali, itupun setelah usia kandungan 35 minggu. Idealnya, senam bisa rutin dilakukan setelah kondisi kandungan di atas 30 minggu. Ini nggak wajib sih, tapi menurut saya, senam hamil memberikan kita wawasan mengenai pose-pose yang bisa memudahkan persalinan, menguatkan posisi janin, dan tips trik bernafas saat persalinan tiba. Jadi, usahakan ikut minimal sekali ya, Buibu!

3. Menyiapkan Kebutuhan Bayi & Ibu
Ini persiapan kesukaan sekaligus sedikit membingungkan bagi saya hehehe. Senang, karena akhirnya bisa membeli ini itu untuk bayi sendiri sekaligus bingung, apa saja peralatan yang wajib, sunah, dan sebenarnya nggak perlu untuk sang bayi. Detil perlengkapan ini akan saya bahas tersendiri ya!

Menyiapkan kebutuhan bayi dan Ibu (baca: belanja-belanjanya) sebaiknya dimulai sejak usia kandungan memasuki tujuh bulan. Pada usia tersebut, kondisi janin cenderung lebih stabil, semakin kuat, dan Ibu belum terlalu lelah untuk 'berburu'. Pastikan kita tahu peralatan apa yang harus disiapkan untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Bisa dengan gugling, atau bertanya kepada mereka yang sudah lebih berpengalaman.

Jika semua peralatan untuk bayi dan Ibu sudah terpenuhi, mulailah packing untuk persalinan. Saya saat itu menyiapkan dua tas. Satu tas diaper bag khusus untuk baju bayi dll dan satu tas biasa untuk baju dll bagi saya dan suami. Untuk persalinan normal, estimasi menginap di rumah sakit adalah sehari semalam, sementara persalinan sesar memakan waktu sekitar tiga hari. Namun, beda rumah sakit/klinik bisa beda kebijakan ya! Sebaiknya, tanyakan dulu kepada dokter kandungan mengenai durasi waktu menginap ini supaya barang yang dibawa tidak kurang, tetapi juga tidak berlebih.

4. Mengenal Dunia Bayi & Parenting
Dunia bayi adalah dunia yang unik. Memahaminya nggak bisa di-benchmark dengan pengalaman pribadi karena saya nggak tahu waktu bayi seperti apa 😆. Untungnya, sekarang banyak situs, akun Instagram atau aplikasi mobile yang bisa membantu kita, para calon orang tua baru, untuk memasukinya. 

Selain dunia bayi, dunia parenting menurut saya juga wajib dipelajari supaya kita lebih siap. Berikut beberapa rekomendasi situs/akun Instagram/aplikasi seputar dunia bayi dan parenting:

- Ibupedia (Wajib follow! Instastorynya update setiap hari dan terhubung langsung dengan link ke websitenya. Jadi kita bisa pilih artikel yang mau dibaca hari itu tanpa repot buka dari homepage-nya.)
- Parentnesia
- Alodokter (Download aplikasinya deh, lumayan bisa chat gratis sama dokter ketika merasa ada sesuatu yang membuat si kecil terlihat kesakitan)
- Parenting.co.id
- Chai's Play (Bingung apa yang harus dilakukan kalau bayi sedang 'on'? Chai's Play ini memberikan rekomendasi aneka permainan sederhana sesuai usia anak kita. Download juga aplikasinya ya)
- Kinedu (Kurang lebih sama seperti aplikasi Chai's Play. Bedanya, di aplikasi ini terdapat milestone yang berguna untuk memantau pertumbuhan sang anak. Kadang bikin galau sih kalau sang anak belum bisa mencapai milestone-nya. Tapi itu menjadi motivasi untuk tetap semangat bermain dan belajar bersamanya)
- Rabbithole (Instastorynya belakangan lagi sering share mengenai attachment parenting atau tips pengasuhan lainnya)
- Herviewfromhome (Lebih berisi curhat sharing para Ibu di seluruh dunia mengenai dunianya yang berubah setelah memiliki anak. Kalau nggak baperan, boleh follow loh)
- Bonus: follow hashtag #millenialparenting juga untuk update seputar isu parenting zaman now hehehe 

Beberapa artikel mengenai dunia bayi atau parenting kemungkinan akan bertolak belakang antara yang satu dengan yang lain. Bijaklah dalam menanggapinya dan pastikan tips yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan bayi kita sendiri. 

5. Rajin Berkomunikasi
Semakin mendekati hari persalinan, saya sering 'ngobrol' dengan janin sambil mengusap-usap perut. Awalnya agak kagok memang, tapi kalau di rumah lagi sendirian, ternyata asik juga. Serasa ada yang menemani hehehe.

Komunikasikan apa saja. Kegiatan kita, perasaan kita, apa yang kita makan, apapun. Saya sering 'meminta'nya tetap sehat selama berada di dalam sampai waktunya tiba dan ia mudah dilahirkan nantinya. Dan, tak jarang, saya juga menyampaikan harapan agar ia 'keluar' di tanggal 12, angka favorit saya. Konon hal ini menjadi semacam sugesti positif bagi sang janin dan bisa saja terjadi. Jadi, sering-seringlah mengobrol dengannya ya!

6. Berdoa
Yesss, tentu ini super wajib hukumnya Buibu! Baik di awal, tengah, maupun akhir masa kehamilan, berdoa tidak boleh putus kita panjatkan. Karena pada akhirnya, manusia berencana dan Tuhan yang menentukan, bukan? 

Itulah enam tips menyiapkan persalinan versi saya. Bagaimana dengan pengalaman Buibu yang sudah mengalaminya juga? Share di comment yuk! 😊