Monday, January 30, 2017

Tentang LNG

"Ini semua tentang LNG," kata Superior saya tadi pagi. Konteks sebenarnya adalah persiapan salah satu program kerja kami yang akan dikenalkan kepada publik dalam waktu dekat. Tapi sepertinya, frase ini bagus juga untuk menjadi bagian pembuka sebuah tulisan. Mirip judul novel terbarunya Tere Liye-lah.. "Tentang Kamu".

Ini semua tentang LNG. Apa yang diketahui tentangnya?

Sampai usia seperempat abad, saya nggak tau LNG itu apa. Malah lebih akrab sama 'saudara'nya, LPG, karena dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kalau dengan LPG, terdengar lebih familier kan?

Ini semua tentang LNG.

Liquefied Natural Gas. Gas alam yang dicairkan. Zat gas yang diubah menjadi cair. Benda yang proses perubahannya kayaknya belum pernah diajarin di jaman sekolah dulu (atau udah, tapi kesekip :p ). Sesuatu yang baru dikenal sekarang padahal kayaknya dari dulu udah cukup dekat sama kehidupan.

Ini semua tentang LNG.

Yang proses pembuatannya melibatkan tekanan super besar untuk menghasilkan produksi maksimal. Yang proses pembuatannya membutuhkan standar keselamatan tinggi, dan tentunya dedikasi agar bisa memberikan yang terbaik bagi negeri.

Ini semua tentang LNG.

Prosesnya berawal dari menghilangkan karbon dioksida yang ada di gas alam dan berlanjut menghilangkan kandungan air serta merkuri. Setelah ketiga zat tadi 'pergi', gas alam lalu difraksinasi alias dilakukan pemisahan sesuai komponen penyusunnya. Ada metana, etana, propana, butana, juga pentana. Dalam proses pembuatan LNG, komponen yang lebih dibutuhkan adalah metana. Namun, komponen lain seperti propana juga tetap berperan. Metana selanjutnya didinginkan menggunakan MCR (Multi Component Refrigerant) dan dicairkan di MHE (Main Heat Exchanger).

Kalau mau tau lebih detilnya, bisa cari literatur lain atau ngobrol sama orang-orang yang punya latar belakang di bidang Kimia ya.

Ini semua tentang LNG.

Suatu zat yang kasat mata, padahal kontribusinya terasa nyata. Seperti di Bontang, tempat kilang LNG terbesar berada, Badak LNG. Beberapa pembangunan infrastruktur, bantuan CSR dan support untuk kegiatan-kegiatan positif, sampai program pemberdayaan masyarakatnya jelas ada. Baru-baru ini, BPS Kota Bontang bahkan merilis bahwa kontribusi migas masih menjadi komoditas andalan Kota Bontang.

"Ekspor migas masih menjadi andalan. Kontribusinya mencapai 75,24 persen," kata Kepala BPS Bontang Basiran Suwandi seperti yang dimuat di Bontang Post edisi Senin 30 Januari.

Ini semua tentang LNG.

Ada yang masih ingin diketahui?
Silakan tulis di kolom komentar :)

Wednesday, January 4, 2017

Cerita di Januari

Sejak tahun 2015, setiap awal Januari menjadi momentum bagi saya untuk 'merapikan' dan memperbaiki diri. Kenapa 2015? Karena di tahun itu, keberanian dan kenekatan membawa saya ke kehidupan yang benar-benar baru, lebih struggle, dan terkadang seru.

Tepatnya di Kota Bontang. Di sebuah perusahaan energi kelas dunia, Badak LNG.
Bisa menjadi bagian dari komunitas ini hampir nggak pernah terbayangkan sebelumnya. Mau 'masuk' dari mana? Background engineer aja bukan.

Tapi rupanya kalau Semesta sudah berkonspirasi, segalanya menjadi mungkin. Menjadi bisa. Ketemu orang-orang baru dengan beragam karakternya, ketemu tugas-tugas baru yang kadang datangnya secepat roller coaster, juga ketemu kebiasaan-kebiasaan baru yang rupanya memang perlu diterapkan.

Dua tahun memang bukan waktu yang lama. Terbukti dengan belum bolehnya bikin 'perayaan' ulang tahun dinas sama superior. Tapi, dua tahun juga bukan waktu yang sebentar. Untuk diberikan keluarga baru, komunitas baru, juga yang mungkin dicari dari dulu.

Jadi, terima kasih PTB. Untuk segala kesempatannya, di pekerjaan maupun kehidupan :)

In frame: Kepala Dinas Pariwisata Kaltim bersama rombongan wartawan berkunjung ke Knowledge House Badak LNG