Wednesday, March 29, 2017

Berawal dari Mimpi

I had a dream the other night..

..Pada salah satu acara Perusahaan yang namanya kurang lebih "Malam Apresiasi Pekerja Kategori I".

Waktu itu saya masih tergolong anak baru. Kebetulan departemen saya sering diminta supportnya untuk event, jadi walaupun acara itu di bawah koordinator departmen HRD, saya hadir. Untuk memastikan tim publikasi dan dokumentasi ada di tempat dan siap mengabadikan semua momen.

Sebagai pekerja yang masih minim pengalaman, kemampuan menghafal orang, apalagi prestasi, malam itu saya kebanyakan celingak-celinguk di meja belakang. Menanti cemilan disajikan. Atau menunggu diajak ngobrol orang.

Saya semeja dengan para ibu. Lupa, ada karyawatinya nggak ya. Yang jelas, sebagian besar adalah istri pekerja (dan pastinya saya juga belum banyak kenal bapak-bapaknya :__))) ). Saya juga belum terlalu memahami esensi acara itu sampai datanglah seorang ibu, saya tahu dia karyawati, duduk bergabung di meja saya.

"Selamat yaaa!" kata (sebut saja) Ibu Ceria yang menyambut ibu karyawati tadi.

"Makasih," jawab ibu karyawatinya singkat, tapi sumringah.

Mereka dan beberapa ibu lainnya kemudian terlibat obrolan. Dari mendengarkan, akhirnya saya tau kalau suaminya ibu ini, yang juga salah satu pekerja, dinobatkan menjadi salah satu pekerja terbaik dari Perusahaan berkat inovasi-inovasinya.

Satu quote kemudian terlintas: di balik laki-laki hebat/sukses, pasti ada perempuan hebat yang selalu mendukung dan mendoakannya.

Dan saya salut sama ibu karyawati tadi. Di tengah tanggung jawabnya sebagai seorang pekerja juga, dia nggak melupakan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga sejati. Mendampingi sang suami.

Maka...pikiran random pun terlintas di tengah senyum sambil mendengarkan cerita ibu karyawati..

Seandainya..

Seandainya orang yang saya dampingi nanti adalah sesama pekerja juga...

Semogaaa suatu saat saya bisa  'mengantarkannya' menjadi salah satu sosok yang terbaik itu.

Amin.

Kenapa bukan mendoakan supaya diri sendiri yang kelak bisa maju ke panggung? Karena saya lebih bahagia kalau melihat orang yang saya dampingi kelak berbahagia :).

Doa selintas itu terucap tanpa ada bayangan siapa orang yang akan saya dampingi. Masih baaaaanyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi. Tapi, nggak ada salahnya sedikit berharap kan? Hehe.

Sampai suatu hari, sosok itu memasuki kehidupan saya. Mewarnai, bahkan. Saya bukan Manajemen ataupun atasannya yang berhak menentukan dia menjadi yang terbaik atau bukan secara profesional, tapi dengan menjalani hari-hari bersamanya, saya tau dia layak mendapat predikat itu.

Dari cerita orang-orang tentangnya, hampir sebagian besar mengapresiasi ketulusan hatinya dalam setiap melakukan tindakan. Dari pertama kali melihat casing HPnya yang ternyata ada logo Perusahaan, terlihat betapa besar nasionalisme dan dedikasinya. Sebagai orang humas, saya terharu melihat inisiatifnya memasang logo di casing HP. Saya aja nggak kepikiran! :)) Dan dari inisialnya yang kebetulan sama dengan produknya Perusahaan, saya tau dia 'istimewa'.

Dan malam ini, mimpi selintas saya tahun lalu terwujud. Dengan skenario tidak persis seperti yang saya bayangkan, tetapi lebih seru dibandingkan yang saya harapkan. Belum resmi mendampingi, tetapi melihatnya malam ini sudah bisa membuat ikut berseri-seri. Apalagi ketika dia dan beberapa pekerja terbaik lainnya diminta menyanyikan 'lagu kebangsaan' kami. Duh, Gusti! :""")))

Sekali lagi, selamat Mas LNG! Mari terus bermimpi dan bersama mewujudkannya. Terima kasih sudah mau didampingi dan siap mendampingi. Semoga kita bisa bersama meraih kebahagiaan yang hakiki.


Monday, March 27, 2017

Satu Hari

Kadang saya suka bingung kalau ada libur sehari di tengah-tengah minggu. Mau ke luar kota nanggung dan ribet bikin ijin, tapi kalau di rumah aja kok ya... sayang. Mau di dalam kota pun ke mana? :__))

Mungkin inilah salah satu resiko dari ngayal di angkot di tengah macet parahnya Cileunyi - Jatinangor. Resiko dari pengen-tinggal-di-tempat-yang-tenang-tanpa-macet-dan panas-panasan. Alhamdulillah panas-panasannya aja yang dapet, macetnya nggak. Alhamdulillah, 'tenang'nya pun dapet.

Saking tenangnya, seperti udah kehabisan ide untuk quick getaway kalau libur sehari di tengah minggu. Semua tempat potensial udah dijelajahi dari jaman anak-anak PEP masih aktif kongkow bareng.

Ada sih satu hal yang penasaran pengen dicoba sebenernya: quick getaway dari pagi ke Jembatan Pagung. Bawa bekel dari rumah kalau perlu.

Entah kenapa, saya suka sekali suasana di sana. Sepi, tenang, tapi nggak menyeramkan. Nggak takut ada buaya, air maupun darat. Apalagi kalau matahari lagi nggak terlalu kuat bersinar. Ditambah angin sepoi-sepoi. Rasanya semua pikiran bisa diistirahatkan sejenak.

Sayangnya lokasinya termasuk 'jauh banget' kalau dari rumah. Seberani-beraninya dulu ngebolang di Bandung sendirian, kalau ngebolang di sini rasanya belum sepede dulu :)).

Lyfeeee~~

Source: Pinterest