Malam ini di Hutan Hijau akan diadakan pertunjukan kesenian dari seluruh penjuru negeri. Aku mengetahuinya dari salah satu pengawal kerajaan. Salah satu pengisi acara itu adalah penyanyi kesukaanku. Namun sayang, aku tidak bisa mendengarnya bernyanyi secara langsung. Banyak tulisan yang harus aku selesaikan malam ini.
Aku teringat suatu masa saat, ehm, masih bisa dibilang dekat dengan Ksatria Tak Berkuda. Suatu hari aku mendengar penyanyi kesukaanku akan datang ke Kerajaan Tulis dan bernyanyi Taman Selatan. Sebuah tempat yang masih memungkinkanku untuk ke sana sendirian, bahkan di malam hari.
Tapi, sang Raja melarangku. Dengan berbagai alasan (alasan nomor satu adalah keamanan, kata beliau), aku tidak diizinkan pergi ke Taman Selatan. Seketika aku merasa sedih. Hey, itu penyanyi idolaku! Izinkan aku menontonnya!
Tentu saja, jeritan dalam hatiku tidak terdengar oleh sang Raja. Aku memilih mengurung diri dalam kamar saat itu. Tak berapa lama, sesuatu datang menghapus kesedihanku. Ya, surat dari sang Ksatria.
Aku menceritakan semua padanya. Ia tahu aku begitu menyukai penyanyi itu. Ia juga paham aku begitu sedih kehilangan momen menonton itu. Balasan darinya datang sehari kemudian. Seperti biasa, kalimat-kalimatnya mampu menenangkan hatiku seketika. Saat itu juga aku bersyukur. Mungkin aku belum ditakdirkan bertemu penyanyi kesukaanku itu, tapi sepertinya aku ditakdirkan memiliki seseorang yang selalu hadir untuk membuatku tersenyum. Ksatria Tak Berkuda.
0 Comments:
Post a Comment