Pertemuan kedua kami terjadi sehari setelah pertemuan pertama tersebut. Masih di Hutan Hijau tentunya. Sedikit aku ceritakan, hutan ini memiliki keindahan luar biasa yang sulit aku ungkapkan dengan kata-kata. Walaupun bernama hutan, tempat ini juga memiliki sungai, danau, bahkan air terjun yang menakjubkan. Daerah ini masih sangat subur dan hijau sesuai namanya. Tak heran banyak orang dari kerajaanku yang senang menjelajahi hutan ini namun tetap menjaga kelestariannya.
Kembali lagi ke pertemuan keduaku dengan Ksatria Tak Berkuda.
Saat itu, kami memang berjanji akan bertemu lagi di depan gua tempat dulu berteduh. Ia memintaku menemaninya mencari tiga jenis tanaman langka untuk obat bagi beberapa anggota keluarga kerajaannya yang sedang sakit. Ia juga mengatakan akan mengajakku berburu daging rusa yang menurutnya sangat enak.
Aku tidak keberatan menemaninya seharian. Bukan karena sang raja tidak memberiku banyak tugas sebagai pembelajaran bagi calon penerus Kerajaan Tulis, bukan pula karena daging rusa yang ia tawarkan tadi. Tidak. Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamanya karena aku menyukai hal itu.
Aku tidak terlalu hafal letak tanaman-tanaman yang ia cari, jadi aku hanya mengikutinya ke mana ia pergi. Terkadang kami beristirahat sebentar jika menemukan sungai. Lalu berjalan lagi. Dari utara ke selatan. Dari timur ke barat.
Sampai akhirnya kami menemukan ketiga tanaman yang ia cari serta rusa yang berhasil ia buru. Entah karena daging rusa ini memang enak atau karena aku memakan bersamanya, rasa lapar dan lelah yang kualami tadi seolah hilang begitu saja.
Dan yang membuatku cukup terkejut, ketika kami akan berpisah, Ksatria Tak Berkuda memberikan salah satu tanaman tadi kepadaku. “Ini untukmu. Tanamlah, mungkin suatu saat akan berguna,” pesannya sambil tersenyum. Terima kasih, Ksatria…
0 Comments:
Post a Comment