Wednesday, February 17, 2016

Cerita Putri Pena #3

Ketika rombongan Kerajaan Tulis akhirnya berhasil menemukanku, anehnya aku tidak terlalu senang mendapati kenyataan itu. Apalagi beberapa hari setelah aku ditemukan, Negeri 1000 Dagang juga mendatangkan utusan untuk menjemput salah satu ksatria terbaik mereka. Aku tidak mau berpisah dengan Ksatria Tak Berkuda. Aku belum siap. Pada perpisahan kami, Ksatria Tak Berkuda pernah berjanji akan meluangkan waktunya sesekali ke Hutan Hijau karena sudah merasa hutan itu sebagai tempat tinggal keduanya. Ia juga akan berusaha mengirimkan surat untukku walau mungkin hanya sekedar menanyakan kabar. Mendengar janjinya, diam-diam aku juga bertekad melakukan hal yang sama agar bisa tetap dekat dengannya.
Berbulan-bulan berada di Kerajaan Tulis malah membuatku memikirkan Ksatria Tak Berkuda. Padahal saat itu Sang Raja sedang mewajibkan para putri dan ksatria seusiaku mempelajari hal-hal yang harus kami ketahui sebagai penerus Kerajaan Tulis kelak. Namun, aku tidak terlalu khawatir karena Ksatria Tak Berkuda menepati janjinya. Ia rajin mengirim surat untukku setiap minggu. Kadang ia bercerita tentang dirinya atau negaranya. Kadang pula ia sekadar menuliskan cerita-cerita sederhana untuk menghibur sekaligus memberiku semangat.

0 Comments:

Post a Comment