Friday, February 19, 2016

Cerita Putri Pena: Tamu untuk Kerajaan #2

Satu pertanyaan dari seorang pengembara yang selalu kuingat sepanjang hari ini, “Mengapa kalian mengadakan dua penyambutan sekaligus tetapi di tempat yang terpisah? Bukankah Kerajaan Tulis seharusnya ‘satu’?”
Ketika dia bertanya langsung, kujawab sebisaku disertai senyum tulus. Mengapa? Aku pun bertanya demikian, pengembara.
Tetapi, lihatlah. Dua penyambutan kami berhasil menyenangkan Kerajaan Nalar maupun Kerajaan Surya. Masih haruskah kami menjawab pertanyaan 'mengapa’ itu?
Maha Guru Kerajaan Nalar benar-benar datang mengunjungi kerajaan kami, satu hal yang sangat jarang dilakukan orang yang namanya sudah sebesar dia. Penduduk Kerajaan Tulis yang mengagumi karya-karyanya (atau bahkan sosoknya) sudah berkumpul memenuhi Kebun Utara kerajaan, tempat yang aku pilih untuk penyambutan. Panas terik matahari tak mereka hiraukan, kalah oleh semangat mereka ingin melihat Maha Guru dari dekat.
Sesuai harapan pula, Maha Guru bercerita panjang lebar. Tentang karyanya, tentang prosesnya berkarya (yang menginspirasi penduduk Kerajaan Tulis untuk terus menulis), termasuk juga tentang kehidupannya yang ternyata sangat sederhana, tidak seperti bayangan banyak orang. Di balik jubahnya yang lebar, Maha Guru bercerita bahwa ia pun masih membutuhkan makan, minum, dan tidur seperti manusia pada umumnya.
Di balik keberhasilan penyambutan ini, ada sedikit hal yang mengganjal bagiku sebenarnya. Sang Raja. Ke mana ia? Bahkan kilau mahkotanya tak terlihat di Kebun Utara tadi. Hanya Raja Muda yang terlihat hadir dan sempat berbincang dengan Maha Guru. Belum juga matahari berada di singgasana tertingginya, Raja Muda sudah menghilang karena ia juga diminta hadir dalam penyambutan Kerajaan Surya. Sungguh sibuk dirimu hari ini, Raja Muda. Semoga kesehatan senantiasa menyertaimu.
Pada akhirnya, aku berterima kasih kepada semua yang telah banyak membantu hari ini. Kepada Maha Guru Kerajaan Nalar yang ternyata seterbuka itu kepada penduduk Kerajaan Tulis, kepada penduduk Kerajaan Tulis yang telah menyempatkan waktunya menyambut Maha Guru, dan tentu: kepada orang-orang terbaik yang dipercaya Sang Raja untuk membantuku menyiapkan penyambutan ini. Tanpa mereka semua, tentu aku tidak akan mendapat pengalaman seindah ini.
Terima kasih.

0 Comments:

Post a Comment