Wednesday, February 17, 2016

Cerita Putri Pena: (meng)Ulang Tahun

Entah mengapa, tadi malam aku bermimpi Ksatria Tak Berkuda menemuiku. Tiba-tiba ia muncul di halaman istana dan menyapaku. Aku sangat terkejut walau senang. Tapi, rasa senang itu seketika lenyap saat mengetahui semua itu hanya mimpi.
Hari ini adalah hari lahir Ksatria Tak Berkuda. Mungkin kehadirannya di mimpiku ada hubungannya dengan itu.
Aku mengucapkan selamat padanya setahun lalu. Kukirimkan surat berisi doa dan harapanku untuknya, tepat di hari bahagianya itu. Sesungguhnya, saat itu aku ingin mengucapkan langsung. Sayang, keadaannya belum memungkinkan.
Sehari kemudian, surat balasan dari Ksatria Tak Berkuda datang. Setelah mengucapkan terima kasih atas ucapan dan doa-doaku, ia bercerita mengenai hari bahagianya tersebut. Bagaimana para ksatria teman seperjuangannya menyiramnya dengan air rendaman jerami saat ia tidur sehingga badannya basah kuyup. Tidak hanya itu, mereka juga ‘menghadiahi’ Ksatria Tak Berkuda dengan ramuan lain yang berbau tidak mengenakkan.
Antara iba dan bahagia aku membaca ceritanya. Iba membayangkan bagaimana ia disiram sebanyak itu dengan bau yang tidak sedap pula. Bahagia karena ia memiliki para sahabat yang menyayanginya, yang masih peduli padanya. Andai aku ikut bergabung dengan mereka waktu itu…
Aku tidak tahu apakah tahun ini aku bisa mengirimkan ucapan selamat hari lahir padanya seperti dulu. Kalau kuberikan, seperti apa reaksinya? Akankah ia seantusias dulu membalas suratku? Atau… mungkin ia sebenarnya tidak mengaharapkan surat dariku?
Mungkin kali ini tidak perlu kata-kata nan puitis untuk mewarnai hari bahagiamu, Ksatria. Tapi, ketahuilah, aku akan selalu mendoakanmu, mendoakan yang terbaik untukmu.
Selamat hari lahir, Ksatria.

0 Comments:

Post a Comment