Friday, February 26, 2016

Wisata Nostalgia ke Tahura

"Jadi, mau main ke mana kita?"

Pertanyaan di grup Whatsapp teman-teman kuliah itu tercetus minggu lalu ketika beberapa dari kami berencana reuni kecil-kecilan. Saya kebetulan sedang cuti panjang, teman yang tinggal di Jakarta kebetulan tidak ada event weekend itu, teman yang sedang menyiapkan pernikahannya kebetulan ada 'jadwal' mengantar undangan ke beberapa rekan di Bandung, dan teman yang asli Bandung selaku tuan rumah bisa mengantar kami berkeliling.

Bandung bukan kota yang asing bagi saya. Bahkan, seperti penggalan lirik di salah satu lagu nasional kita, Bandung itu Kota kenang-kenangan.


"Pengen ke tempat yang tenang gitu..," ucap teman saya yang dari Jakarta.

"Yang alami, yang pemandangannya bagus..," tambah teman yang sedang menyiapkan pernikahannya.

Kami sedang berada di kawasan Dipati Ukur dan satu nama tempat wisata langsung terlintas di benak saya. 'Tapi jangan ke sana, plis plis..'

"Ke Tahura aja gimana? Udah pernah?" tawar teman asal Bandung yang menjadi pemandu wisata kami hari itu.

"Belum! Yuk!" Kedua teman saya yang lain antusias. Mobil akhirnya melaju ke daerah Dago Atas arah Tahura alias Taman Hutan Raya Juanda.

'Okay, saya kalah suara. Selamat kasuat-suat !' batin saya ketika kami memasuki pintu gerbang kawasan wisatanya.

Tahura memang salah satu tempat wisata yang eksotis. Menyajikan pemandangan alami khas hutan dan pepohonan yang masih rimbun, taman yang awalnya berstatus sebagai hutan lindung ini cocok dikunjungi bagi mereka yang ingin refreshing sejenak dari rutinitas.



Memasuki kawasan Tahura, saya akhirnya bernostalgia. Bukan, bukan mengenai suasana ketika pertama kali ke sini yang kasuat-suat-able, melainkan mengenai alasan saya menjadi jatuh cinta dengan Bandung meski sekarang sudah merantau ke pulau seberang.

Disambut dengan udara sejuk, saya jadi teringat suasana Bandung ketika masih kecil. Masih bisa menghirup udara sejuk, belum banyak polusi udara...Bandung menjelma menjadi salah satu kota favorit untuk ditinggali. Dan Alhamdulilah, mimpi bisa tinggal di Bandung akhirnya terwujud sejak SMA dan beberapa tahun setelah lulus kuliah. Kalau dihitung-hitung, sekitar 9 tahun saya menetap di kota ini dengan segala suka dukanya. Nggak kerasa! :')

Jajaran pohon yang menjulang tinggi malah mengingatkan saya pada kawasan Braga. Bedanya, di salah satu ikon kota Bandung itu, yang menjulang tinggi adalah tiang-tiang untuk menaikkan bendera para negara peserta KAA. Datanglah ke Bandung pada bulan April dan nikmati beragam acara yang biasanya diadakan khusus untuk memperingati peristiwa bersejarah Konferensi Asia Afrika.

Jika wisatawan umumnya memiliki tujuan utama ke curug, wisata kami ke Tahura saat itu punya agenda lain: memberi makan rusa! :)) Selain belum pernah, agenda ini juga diusulkan demi menghindari potensi kasuat-suat kalau malah ke curug.

Dari pintu masuk, kawasan penangkaran rusa tertulis berjarak sekitar 2 Km. Lumayanlaaah..paling nggak berasa...



Ternyata, dugaan kami agak melenceng. Perjalanannya berasa! Berasa nggak nyampe-nyampe :))) Ditambah outfit yang memang kurang sesuai (disarankan pakai pakaian dan sepatu yang nyaman buat jalan jauh, sepatu olahraga misalnya) dan jalan yang licin setelah hujan, kami memerlukan waktu sekitar satu jam untuk berjalan menuju tempat tujuan.

Kalau diibaratkan, perjalanan ke tempat penangkaran rusa alias trekking ini seperti perjalanan hidup saya ketika pertama kali datang ke Bandung. Waktu itu, niatnya adalah menuntut ilmu, mengembangkan kemampuan diri, dan bersosialisasi. Prosesnya memakan waktu dan nggak selamanya lancar. Bahkan, seperti masuk ke Goa Jepang dan Goa Belanda di sela perjalanan ke penangkaran, ada kalanya untuk menjalankan niat itu saya mengalami 'masa-masa kegelapan'.



Godaan yang menyenangkan tentu ada. Kalau di trekking ini godaannya berupa tawaran naik ojek yang akan menghemat waktu dan tenaga, maka dalam kehidupan godaannya seringkali berupa ajakan main dari teman-teman. Rasanya adaaaa aja tempat yang bisa dieksplorasi di Bandung ini. Nggak ngebosenin!

Selama perjalanan, saya dan teman-teman sempat berhenti beberapa kali karena udah ngos-ngosan (faktor 'u' yeuh ><), kehausan, dan tentunya... popotoan! Ini juga menjadi pelajaran bagi kami bahwa kadang dalam mencapai tujuan, kita perlu beristirahat sejenak. Lebih memperhatikan sekitar, mengisi tenaga lagi, lalu siap melanjutkan perjalanan dengan lebih bersemangat. Masa istirahat juga diisi dengan update kabar teman-teman kami diselingi nostalgia masa-masa perkuliahan yang indah untuk dikenang tapi tidak untuk diulang.


Setelah melewati rute yang licin, kadang sempit, kadang berbagi jalan dengan pengendara sepeda dan sepeda motor, dan beberapa jalan menanjak, akhirnya kami sampai di tempat tujuan: penangkaran rusa. Dengan niat awal, tentu saja memberi mereka makan (walau pada dasarnya rusa-rusa itu sudah mandiri nggak perlu disuapin rumput :)) ).


Melihat rusa-rusa itu mengunyah makanannya dengan lahap, saya teringat satu hal lagi yang membuat Bandung menjadi kota kenang-kenangan yang sulit dilupakan: kulinernya! Setuju? Jangankan dari satu set hidangan Sunda yang menggugah selera, dari bahan aci saja, orang Bandung bisa membuat beragam kreasi seperti cilok, cimol, cireng, ci...apalagi? Mau kuliner tradisional sampai internasional, banyak pilihan di kota ini. Mau menyantap hidangan di pusat keramaian atau di tengah kesejukan alam, tempatnya juga bervariasi. Nggak perlu bingung deh mau makan apa di Bandung.

Puas memberi makan rusa, kami kembali harus menempuh perjalanan panjang ke tempat parkir.  Ada rasa senang ketika akhirnya tujuan tercapai setelah melalui proses perjuangan.

Tahura, terima kasih nostalgianya. Tidak perlu lama, yang penting kualitasnya. Sampai jumpa lagi di nostalgia berikutnya karena Bandung punya pesona yang seakan tidak pernah bosan dibahas!



"Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi." -Pidi Baiq

7 comments:

  1. tempat wisata bandung memang wajib dikunjungi ya hehe

    ReplyDelete
  2. Wah... jadi keingetan, terakhir ke Tahura itu waktu kuliah. Hampir 20 tahun yang lalu. Waduh.... hehehehe.
    Makasih udah ikutan GA saya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, ayo ke Tahura lagi, pasti pangling deh. Terima kasih juga udah mengadakan GA tentang Bandung ini :')

      Delete
  3. Wah ada penangkaran rusanya juga. Seru pasti ya jalan bareng teman2 ^^

    ReplyDelete