Saturday, February 27, 2016

Cerita Putri Pena: Ksatria Gunung

Ada seorang ksatria yang sedang menarik perhatianku. Ksatria Gunung namanya. Terlalu panjang rasanya untuk menceritakan bagaimana aku bisa bertemu dengannya, pokoknya kami akhirnya saling mengenal.
Seperti namanya, Ksatria Gunung adalah sosok yang tangguh dan keras. Tidak seperti kebanyakan ksatria yang kukenal, ia seorang yang berani mengungkapkan pendapatnya walau kadang berbeda dengan pendapat umum. Wawasannya pun luas, apalagi jika sudah menyangkut kegemarannya: menaklukkan gunung. 
Belum genap satu bulan aku mengenalnya, tapi ia sudah mampu membuatku mulai ‘memperhatikannya’. Mengamati kesehariannya, mencoba mengenalnya lebih jauh. Bagaimana tidak? Sejak pertemuan pertama kami, ia selalu mengirim surat setiap hari. Sebuah tindakan sederhana yang kupikir hanya basa-basi saat ia bertanya di pertemuan pertama kami, “Bolehkah aku mengirimimu surat setiap hari?”
Memang, isi suratnya seringkali sederhana dan tidak menimbulkan efek 'kupu-kupu-menggelitik-perut’ seperti yang dulu sering kurasakan saat membaca surat-surat dari Ksatria Tak Berkuda. Tapi, dengan cepat ia seperti bisa 'membaca’ keadaanku. Sedang apa aku, di mana aku, atau bagaimana suasana hatiku. Bagaimana bisa aku mengabaikan perhatiannya itu? 
Kehadiran surat-suratnya juga perlahan mengalihkanku dari pikiran tentang Ksatria Tak Berkuda. Ya, sampai saat ini, kadang aku masih memikirkannya. Menunggu surat-suratnya yang muncul di waktu yang tak diduga, tetapi (masih) di saat yang tepat. 
Aku tidak tahu mengapa semesta 'mengirimkan’ ksatria itu padaku. Aku tidak mau menebak-nebak. Kali ini, biarlah semua mengalir sesuai skenarionya. Kalaupun skenarionya berbeda dengan keinginanku, aku yakin, semua ini pasti akan membawa pengaruh yang baik bagi kehidupanku kelak.
Senang bisa mengenalmu, Ksatria Gunung! :)

0 Comments:

Post a Comment