Saturday, February 20, 2016

Cerita Putri Pena: Surat

Suatu hari, sebuah amplop berpita perak tergeletak di meja menulisku. Tidak ada nama pengirimnya.
Rusa-rusa kecil yang melompat-lompat, burung-burung yang berkicau, raja hutan yang terlelap di peraduannya, tidakkah kau ingin melihatnya?
Hey, surat dari siapa ini? Untukku kah? Satu simbol matahari tertulis di bawah kalimat isi surat. Kubalikkan amplop, tidak ada alamat pengirim di sana. Hanya ada cap berlambang Kerajaan Tambang di sudut kanan atas bagian depan amplop.
Baru kali ini aku mendapat surat misterius seperti itu. Dengan isi hanya satu kalimat dan tanpa nama pengirim, bagaimana aku bisa membalasnya? Aku hanya bisa menebak-nebak siapa pengirimnya sambil mencoba mengartikan isinya.
Seminggu kemudian, surat misterius itu datang lagi. Ayo hirup udara segar, Putri! Belum sempat aku mengetahui pengirimnya, seorang pengawal memberitahuku, ada seorang Ksatria yang menunggu di gerbang depan kerajaan.
Penasaran, aku segera berlari menemuinya. Sesosok punggung tegap di atas kuda cokelat menyambutku. Diakah pengirim surat-surat misterius itu?

0 Comments:

Post a Comment