Thursday, February 25, 2016

Cerita Putri Pena: Surat Sepi

Hai Ksatria Tak Berkuda, apa kabar? Sudah lama ya aku tidak mengirim surat padamu. Sebenarnya, aku juga belum yakin surat ini akan kukirimkan padamu. Aku hanya ingin berbagi sedikit cerita.
Jadi, hari ini nyaris setahun yang lalu ya. Ketika aku akan dinobatkan sebagai ratu muda dan kau menghadapi perang pertamamu. Perang yang sudah kau siapkan sebaik mungkin selama berbulan-bulan sebelumnya. Perang yang nyaris menyita seluruh waktumu.
Penobatan dan perang yang… menjauhkan kita.
Lalu, bagaimana dengan tahun ini?
Menjadi ratu muda ternyata tidak semudah dugaanku. Semakin hari rasanya semakin banyak tugas dari Sang Raja. Tentu dengan kadar yang semakin berat karena kalau tidak, kualitas para pangeran dan putri Kerajaan Pena tidak akan meningkat.
Kadang, ingin rasanya aku kembali saja ke masa-masa persiapan menjadi ratu muda. Bukan karena lebih ringan tugas-tugasnya, tapi aku merasa lebih kuat menjalaninya. Karena aku tahu, ada dirimu yang selalu menyemangatiku dengan surat-suratmu. Entahlah kau sadar atau tidak.
Yah, itu hanya salah satu pemikiran sepi saja. Jangan khawatir, Ksatria, masa-masa berat itu tak akan terulang lagi. Kecuali ada ilmuwan yang menemukan mesin waktu, aku akan mengajakmu kembali ke masa kegelapan-tapi-membahagiakan itu.
Bagaimana denganmu, Ksatria? Kudengar kini kau sudah menjadi salah satu pemimpin pasukan perang di negaramu. Hmm semakin beruntung aku mengenal ksatria sehebat dirimu!
Ternyata, kita semakin berbeda ya. Jika aku berjalan, kau berlari. Saat aku terlelap, kau malah terjaga. 
Kita sudah tidak sejalan. Tapi, semoga tetap satu tujuan.
Selamat malam, Ksatria
p.s: hey, Hutan Hijau merindukan ksatrianya yang pemberani. tidakkah kau ingin berkunjung ke sana?

0 Comments:

Post a Comment