Monday, March 28, 2016

Cerita Putri Pena: Pembimbing

Halo Semesta!
Bolehkah aku meminta seorang pembimbing? Ya, pembimbing. Bukan pendamping.
Kau tahu, penyusunan kitab sesuai permintaan Sang Raja dan Hakim Agung ini nyaris membuatku… ah aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya. Ini jauh lebih sulit dibandingkan pelajaran dan tugas-tugas saat akan menjadi seorang ratu muda.

Aku tahu, kehidupan selalu ada tahapnya dan setiap tahap biasanya ada ujian yang lebih sulit dari sebelumnya. Aku juga tahu (dan ini sudah sering diingatkan sang Ksatria sepertinya) untuk tidak terlalu banyak mengeluh karena mengeluh tidak menyelesaikan masalah. 
Tapi kali ini, sungguh. Aku tidak tahu bagaimana harus menyamakan pemikiranku dengan pemikiran Hakim Agung agar ia menyetujui isi kitab yang sedang kususun. Jelas-jelas ia sudah lebih banyak pengalaman dan wawasan dibandingkan aku. Sementara, aku menyusun kitab itu seorang diri. Yah, sesekali berdiskusi dengan  paman atau bibi pengajar serta sahabat-sahabatku.
Aku butuh seorang pembimbing. Siapapun. Yang bisa menuntunku membuat kitab ini. Di mana aku bisa menemukannya?
Oh ya Semesta, sepertinya Dewan Pelindung Hutan Hijau sedang menyelenggarakan rangkaian festival selama musim semi ini. Sebenarnya aku ingin meminta satu hal lagi, tapi sepertinya tidak baik jika aku terus-menerus berkeluh kesah seperti ini padaMu.
Aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada diriku ini. Tapi setidaknya aku tahu, Kau masih memberiku kesempatan untuk hidup dan berpikir. Kesempatan yang harus digunakan sebaik-baiknya. 
Baiklah Semesta, aku akan mencoba menulis kitab lagi. Selamat malam.

0 Comments:

Post a Comment