Sunday, May 29, 2016

DIET: Did I Eat Too Much?

"Lo diet? Ngapain? Badan udah segitu..."

***
Semua berawal ketika suatu hari saya melihat iklan jasa katering di depan Tojas (minimarket di dalam komplek tempat tinggal saat ini). Intinya, iklan itu menginformasikan bahwa sekarang di Bontang sudah ada jasa katering 'sehat' harian dan beberapa jenis katering diet seperti fruit diet, mayo diet, dan balance diet. Makanannya akan diantar untuk makan siang dan malam serta terjamin 'sehat'.

Iseng, saya menawarkannya kepada Ciwi-ciwi alias teman seangkatan kerja yang perempuan. Ternyata, semuanya antusias. Maklum, kami sebenarnya punya sedikit kemiripan dalam hal suka-makan-tapi-jarang-olahraga. Sayapun akhirnya menghubungi contact person (CP) katering itu.

Sebenarnya, niat saya sendiri adalah memulai makan makanan yang sehat. Mengurangi goreng-gorengan, garam, dan segala sumber kenikmatan lainnya. Apalagi saat itu, kompor di rumah belum bisa dinyalakan. Jadi, ikut program katering ini adalah salah satu solusi praktis dan (semoga) baik untuk urusan asupan makanan saya.

Setelah beberapa kali kontak dengan CPnya untuk bertanya tentang 'aturan main' katering ini, akhirnya hanya dua teman saya yang tetap setuju bergabung. Ditambah satu teman kantor, jadi kami berempat menjalankan program bersama: Diet Mayo.


Istilah ini sebenarnya sudah tidak terlalu asing, apalagi beberapa waktu lalu di Instagram sempat ramai orang-orang mem-posting menu diet mayo-nya. Kala itu, rasanya memang belum terlalu perlu mencoba diet-dietan. Bahkan berkat Timehop, saya jadi ingat lagi dulu pernah update status di salah satu social media begini: "Kapan ya dibilang 'gendutan'?" :__))))) (pesan moral: hati-hati kalau berdoa atau berharap walau isinya sekip!)

Singkat cerita, menu-menu diet mayo ini ternyata nggak seaneh yang dibayangkan. Semuanya terlihat dan terasa normal. Apalagi ketika mengisi formulir keikutsertaan, saya bisa menuliskan alergen. Artinya, nggak akan dikasih menu yang mengandung seafood dan sebangsanya hehehe.

Secara umum, variasi menu dan rasanya cocok dengan lidah saya. Walau kadang saya tambahkan merica di beberapa menu sih, hehehehe. Ini dia beberapa menu yang menjadi kesukaan saya dan sepertinya bisa dibuat sendiri juga :) :

Hari pertama: Buah naga, tumis buncis plus mayo, dan telur rebus

Intinya, karbonya nggak berasal dari nasi



Tapi kadang, rasanya karbonya terlalu banyak :))
Menu hari terakhir: kesukaan semua! :9

Program ini berlangsung selama 13 hari. Tapi, saya dapat 'bonus' fruit diet (karbonya diganti buah potong) dan balance diet (yang porsi dan rasanya terlihat normal) karena berhasil mengajak tiga orang buat ikutan program ini. Serasa ikutan MLM jadinya, hehehe. Jadi, total program yang saya ikuti adalah 15 hari dengan bonus cake super enak juga di hari terakhir:
Don't judge by its look! :))

Sekali lagi, niat saya ikut program ini sebenarnya adalah ingin memulai makan makanan yang sehat. Kalaupun berat badan turun, itu bonus. Jadi, yaa.. saya juga nggak ingin se-kelaparan-itu. Ngerti kan?

Efek dari mengikuti program diet ini cukup terasa bagi saya. Nafsu makan terkontrol, tubuh terasa lebih ringan dan tetap bertenaga, serta makan teratur. Penurunan berat badan sebenarnya nggak terlalu stabil sih.. tergantung nimbangnya kapan.. kadang angkanya turun, kadang malah naik, seringnya nggak berubah. Disyukuri saja~

Pada akhirnya, membiasakan makan dan hidup sehat sebenarnya mudah ternyata. Pastikan jam makan teratur, asupan makanan bergizi, kurangi gorengan dan santan, perbanyak minum air putih, plus cukup berolahraga. Kalau semua hal itu dilakukan secara rutin, perlahan berat badan bisa menurun atau tubuh terasa ringan bertenaga. Tapi, jangan terlalu dipaksakan juga ya. Sesuaikan dengan kondisi awal tubuh masing-masing. Dan jangan terlalu sering menolak rejeki juga, misalnya kalau pas lagi menjalankan program, pas di kantor lagi banyak acara dan gorengan! :__)))





0 Comments:

Post a Comment