Thursday, April 28, 2016
Wednesday, April 27, 2016
Cerita Putri Pena: Seharusnya
Random Though
Salah satu #misteri yang sampai sekarang bikin penasaran sama jawabannya: gimana ya permainan semacam ini bisa seolah menganalisa kepribadian kita dengan tepat atau minimal mendekati deh?
Misalnya tentang wiki-wikian ini. Agak geli juga sih kalau bayangin bagian 'able to say "I'm fine" with tears in her eyes'. Faktanya, itu memang pernah terjadi..tapi siang hari #oops.
Tapi bagaimanapun cara yang digunakan, rangkaian kalimat sederhana ini menjadi penyemangat lagi untuk terus melangkah. And even if the future doesn't look great kayak belakang ini yang kebanyakan awan mendungnya, I will keep moving forward.
Tuesday, April 26, 2016
Cerita Putri Pena: Pada Awalnya
Cerita Putri Pena: Didengarkan
Monday, April 25, 2016
Cerita Putri Pena: Menemukan
Sunday, April 24, 2016
Cerita Putri Pena: Pergi
Saturday, April 23, 2016
Cerita Putri Pena: Jembatan
Friday, April 22, 2016
Cerita Putri Pena: Terima Kasih
Thursday, April 21, 2016
Cerita Putri Pena: Kesempatan
Wednesday, April 20, 2016
Cerita Putri Pena: Serupa, Tapi Tak Sama
Yang Ternyata Ada di Dunia Kerja
Tadi pagi, saya berkesempatan melakukan diskusi ringan dengan rekan-rekan kerja. Semacan sharing session lah, dengan topik mengenai dunia kerja.
Salah satu senior saya memberikan pernyataan yang menarik. "Kalau udah kerja itu, aplikasi teori cuma sekitar 20% aja, sisanya kita harus improvisasi." Walau tidak tahu berapa persentase pastinya antara teori dan improvisasi di dunia kerja, saya setuju dengan pernyataan tersebut.
Dunia kuliah nggak pernah memberikan teori tentang 'bekerja di bawah tekanan', padahal poin ini nyaris selalu ada di beberapa lowongan yang saya incar.
Dunia kuliah juga nggak pernah mengajarkan tentang 'cara menghadapi orang menyebalkan', padahal kenyataannya, tipe orang seperti ini adaaaaa aja.
Nggak heran, ada beberapa orang yang saya kenal sering mengeluhkan pekerjaannya. Walau sekarang frekuensinya lumayan berkurang #eh.
Memasuki dunia kerja, berarti sudah harus siap dengan segala resikonya. Bertanggung jawab terhadap ilmu yang sudah kita peroleh selama kuliah (dan yang sering menjadi 'modal utama' saat melamar kerja!), tapi di sisi lain harus bisa beradaptasi dengan banyak hal mulai dari beban kerja, budaya perusahaan, bersosialisasi dengan rekan kerja, dan hal-hal lain yang mungkin terlihat ringan.
Bahkan ketika menjalankan pekerjaan idaman pun, tantangan-tantangan itu selalu ada. Ya kalo nggak ada, hidup juga nggak rame sih hahaha. Nggak ada pembelajaran #cie.
Dan ada kalanya juga cirambay sudah di pelupuk mata. Kalau sudah begitu, saya punya obat mujarabnya warisan dari nenek, "Nggak papa orang lain jahat atau bersikap menyebalkan sama kita, yang penting kita harus tetap baik sama dia dan sama orang-orang. Kebaikan akan kembali ke kita, begitu juga sebaliknya."