Saya tidak tahu sudah ada yang pernah memperkenalkannya atau belum, tetapi istilah 'wedtravelling' ini sudah tercetus sejak Agustus 2014. Kalau memang belum ada, anggaplah saya penemunya ya..hehe.
Secara etimologis (halah), 'wedtravelling' berasal dari dua kata yaitu 'wedding' dan 'travelling'. Kalau diartikan, sederhananya istilah ini berarti melakukan kegiatan travelling dengan niat utama (atau niat awal) adalah menghadiri undangan pernikahan.
Saya sendiri baru dua kali melakukannya, ke Cirebon dan Bukittinggi. Diundang menghadiri pernikahan ke dua kota ini memberikan keuntungan tersendiri, menjelajahi kota yang sebelumnya tidak pernah saya datangi.
Karena ada dua tujuan utama yaitu menghadiri undangan pernikahan dan jalan-jalan, wedtravelling memerlukan persiapan yang sedikit berbeda dibandingkan dengan travelling dan kondangan pada umumnya. Dengan pengalaman yang masih minim, saya mencoba berbagi persiapan untuk ber-wedtravelling ria seperti berikut.
1. Tentukan Lama Perjalanan
Acara pernikahan biasanya memang berlangsung hanya satu hari. Atau mungkin dua, kalau akadnya dilakukan di hari yang berbeda dan berniat hadir.
Sebagai wedtraveller, kita harus bisa membaca peluang ini untuk menyempatkan diri menjelajahi kota yang dituju. Syukur-syukur kalau bisa memanfaatkan jatah cuti sehingga lebih maksimal travellingnya.
Saya biasanya lebih suka menjelajahi kota sebelum menghadiri undangan supaya nggak terlalu capek. Kalau kota yang dituju jauh dari tempat tinggal, idealnya sediakan waktu H-2 acara sampai H+1 untuk waktu tempuh. Tapi kalaupun nggak bisa, 2-3 hari pun sudah cukup kok :')
2. Susun Fokus Wisata
Setelah mengetahui lama perjalanan, cobalah susun itinerary agar bisa memanfaatkan waktu secara maksimal. Satu kota terkadang memiliki banyak tujuan wisata yang menggoda. Namun karena keterbatasan waktu, kita harus bijak menentukan prioritas.
Kenali potensi terbesar dari kota yang akan dituju lalu sesuaikan dengan minat kita. Mau wisata alam? Budaya? Kuliner? Belanja? Apakah ada event tertentu di tanggal kita berada di kota itu yang bisa dikunjungi? (Pengalaman saya saat berada di Padang-Bukittinggi lalu, ternyata di hari saya ada di Bukittinggi, Noah sedang menyelenggarakan konser di Padang dan sebenarnya itu bisa ditonton! Huhu :( )
Jangan lupa masukkan juga perhitungan jarak tempuh dari tempat menginap ke tempat resepsi ya.
3. Bijak Memilih Transportasi
Kalau ada beberapa pilihan transportasi, pilihlah kendaraan dengan jarak dan waktu tempuh yang meminimalisir rasa lelah. Simpan energi untuk menjelajahi kota tujuan dan menghadiri undangan!
Saya pernah agak kurang tepat memilih kendaraan ketika ber-wedtravelling dari Bandung ke Cirebon. Waktu itu, saya dan teman seperjalanan memilih kereta eksekutif untuk berangkat dan kereta ekonomi untuk pulang. Kami berasumsi, saat pulang kondisi keuangan pasti akan menipis sehingga perlu berhemat. Namun menurut saya, ke depannya strategi ini perlu dibalik, pilih kelas ekonomi untuk berangkat dan kelas eksekutif untuk pulang. Mengapa? Karena ketika pulang, badan biasanya baru terasa lelah sehingga memerlukan kenyamanan ekstra! :p
4. Bawa Barang Seperlunya
Bawalah baju, sepatu, aksesoris, dan printilan lain seperlunya. Ini supaya nggak ribet selama di perjalanan dan anggaplah untuk menyisakan tempat oleh-oleh hehehe. Pastikan juga kita sudah tahu kondisi cuaca di kota tujuan supaya nggak saltum. Kemarin teman saya lupa membawa baju hangat padahal kami bepergian ke daerah dataran tinggi. Untung karena terlalu bersemangat, jadi nggak merasa kedinginan :p
Baju kondangannya jangan lupa! :))
5. Memilih Partner
Ini juga persiapan yang nggak kalah penting. Mengapa? Karena partner akan menentukan kebahagiaan kita selama perjalanan hahahaha. Alhamdulillah selama dua kali melakukan wedtravelling, saya ditemani partner yang bisa diajak kerja sama, nggak ribet, dan berbagi suka duka (duka: ketika nyasar ke tempat wisata yang mau dituju :p)
Sebelum berangkat, carilah teman yang kira-kira bisa diajak ber-wedtravelling dan memiliki jadwal yang sama untuk memudahkan koordinasi. Lebih asik lagi kalau sang partner memiliki kemiripan selera dan semangat sehingga travellingnya bisa lebih maksimal.
Saya nggak menyarankan untuk pergi sendirian karena secara pribadi kota tujuan wedtravelling ini umumnya masih asing bagi saya. Tidak ada saudara ataupun kenalan di kota itu sehingga kalau (amit-amit) kenapa-napa, nanti susah meminta pertolongan. Keberadaan partner juga diperlukan untuk mendapat restu orang tua sebelum berangkat :')
Ada yang sudah pernah atau sering melakukan wedtravelling juga? Mari berbagi pengalaman dan tipsnya! :)
Ya Tuhan terdengar nightmare sekali! Hahahaha! Aku dateng ke kawinan di dlm kota aja rempongnya minta ampun, gak kebayang kalo sampe harus sambil traveling :( Aku paling mentok Jakarta-Bandung sih. Pernah Cirebon 1x. Semuanya naik mobil karena bawaanku seabreg:))
ReplyDeleteWahahaha aku mah penganut 'keep it short and simple' soalnya Teh, termasuk soal kondangan. Biasanya partnerku yg agak rempongnya bawa ini itu buat kondangan :)))
DeleteSepertinya prakteknya udah biasa, cuma istilahnya yang belum populer. Hore...tepuk tangan buat penemunya!! :D
ReplyDeleteHihihi mungkin yaaa..kapan lagi bisa sambil menyelam minum air. Makasih Teteeh :D
DeleteBiasanya begitu, sekalian kondangan, sekalian piknik. Hahahaha...
ReplyDeleteMari kita populerkan istilah ini agar semakin cetar membahana
Hahaha iya kaaan.. mumpuuung :p
DeleteMari mari dibantu teh hehehe
hebat mba niat buat silaturahim nya.. saya blom pernah wedtravelling.. paling banter ke jakarta heheh sisanya sun sayang via sosmed aja :D
ReplyDeleteHehe, terima kasih Mba.. selagi ada kesempatannya.. Di Jakarta juga sebenernya banyak tempat seru selain mal deh. Boleh dibagi mba ceritanya ;)
Delete