Sejak merantau ke Kalimantan, tepatnya di Bontang, saya jadi merasa akhirnya bisa melihat langsung beberapa 'kasus' yang selama ini mungkin cuma terlihat di berita. Dulu ketika media massa ramai memberitakan kebakaran lahan, hampir setiap pagi di sini pemandangannya berubah seperti berkabut. Asap, bikin sesak. Kali ini, tentang DBD, penyakit berbahaya yang dibawa makhluk kecil bernama nyamuk.
Kata teman saya, biar kecil tapi mengena. Prinsip inilah yang mungkin juga diterapkan sama nyamuk-nyamuk Aedes aegepty itu. Badan kecil bukan halangan untuk melumpuhkan daya tahan manusia, siapapun dan kapanpun. Apalagi di tengah kondisi cuaca yang labil seperti sekarang ini. Eh di Bontang sih masih sering tiba-tiba hujan..
Beberapa minggu terakhir, media massa lokal mulai ramai mengulas DBD. Walikota pun sigap menyatakan Bontang darurat DBD dan mengumpulkan stakeholders terkait untuk bersama menanggulanginya. Dan hari ini, Badak LNG yang punya kepedulian tinggi terhadap masalah sosial di kota Bontang pun menunjukkan aksi nyatanya dengan melakukan program Penanggulangan DBD, Penyuluhan dan Fogging.
Dari penyuluhan, diketahui bahwa sebenarnya DBD ini bisa dicegah dengan melakukan "4M Plus", yaitu:
1. Menguras
Kuraslah wadah air yang ada di dalam bangunan misalnya bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, termasuk juga tempat minum burung (atau hewan peliharaan lainnya) dan penampung air kulkas supaya telur dan jentik nyamuk Aedes mati. Jadi ingat kenapa dulu waktu kecil suka diingetin supaya rutin menguras bak mandi walaupun keliatannya airnya masih bersih :')
2. Menutup
Tutup rapat semua wadah air supaya nyamuk Aedes tidak bisa masuk dan bertelur. Ingat, siklusnya nyamuk ini cepat sekali loh dari telur - dewasa. Satu minggu! Maka kalau kita bisa memutus rantainya, mencegah mereka bertelur, ini udah lumayan banget untuk menekan angka DBD.
3. Mengubur
Selain kenangan, semua barang bekas yang ada di sekitar rumah dan berpotensi menampung air juga perlu dikubur atau dimusnahkan sekalian. Misalnya, ban bekas, botol minuman bekas atau sekedar pecahannya, bahkan kulit kacang. Benda-benda seperti ini bila tergenang air terutama air hujan, berpotensi menjadi tempat bersarang atau bertelurnya nyamuk. Ya kalau udah nggak dipakai mah memang lebih baik dibuang aja sih jauh-jauh :) #barang #sampah
4. Memantau
Pantaulah selalu semua wadah air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes. Termasuk selokan, parit, sungai... Inilah salah satu alasannya kenapa kita harus selalu menjaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai luput sebelum terlambat.
5. Plus-plusnya
Selain 4M di atas, pencegahan DBD juga bisa dilakukan dengan melakukan 4plus lagi yaitu tidak menggantung baju, memelihara ikan, menaburkan abate (beli sendiri aja, jangan dipaksa sama petugas abal :))) ), dan tidur menggunakan kelambu.
Satu tambahan lagi, biasakan menghabiskan minuman dalam kemasan gelas. Dari hasil kerja bakti pagi tadi, saya juga baru sadar bahwa sisa-sisa air di minuman gelas tetap berpotensi menjadi sarang nyamuk. Apalagi kalau sampahnya dibuang sembarangan.
Kalau lima poin tadi dilaksanakan rutin minimal seminggu sekali, insyaAllah nyamuk Aedes nggak akan mampir untuk sekedar menggigit apalagi bertelur. Lima poin ini juga penting untuk dilakukan selain fogging karena fogging ternyata cuma membunuh nyamuk dewasa, nggak mempan untuk jentik-jentiknya. Malah manusianya yang suka pusing kena sisa-sisa asap fogging :__)) #pengalaman.
Semoga wabah DBD ini nggak menyebar ke mana-mana. Mari lebih peka. :)